Ketika Politik Uang Dimainkan dalam Panggung Demokrasi
Laduni.ID, Jakarta - Pemimpin merupakan sosok yang memegang peranan penting menuju kesuksesan sebuah negeri. Dalam menentukan seorang pemimpin itu membutuhkan proses yang panjang, salah satunya dengan melaksanakan pemilihan umum, baik pilkada, pilpres maupun pemilihan lain yang sejenis. Biasanya, tidak jarang dalam setiap menjelang pemilihan kepala daerah maupun presiden bermacam cara dilakukan oleh timses, baik itu yang dibenarkan oleh undang-undang ataupun terkadang ada yang menyalahinya.
Salah satu praktik yang sangat marak terjadi adalah "money politic" (poitik uang). Fenomena ini biasanya dilakukan menjelang hari pelaksanaan pemilihan, yang kemudian banyak masyarakat mengenalnya dengan istilah "serangan fajar". Dalam aksinya, terkadang diberikanlah uang kepada setiap orang yang sudah berhak memilih, biasanya perorang bervariasi, ada yang 50.000, 100.000, 200.000, bahkan lebih untuk mencoblos seseorang yang dimaksudkan oleh tim pemberi (serangan fajar).
Politik uang itu bervariasi dalam aplikasinya. Secara hukum, politik uang merupakan sebuah bentuk pelanggaran terhadap hukum, karena di dalam Pasal 73 UU Nomor 1 Tahun 2015 telah dijelaskan tentang pemilihan gubernur, bupati, dan walikota secara tegas dan dinyatakan bahwa calon dan/atau tim kampanye dilarang menjanjikan dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk mempengaruhi pemilih dalam pelaksanaan pemilu.
UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN
Kunjungi Juga
- Pasarkan Produk Anda dengan Membuka Toko di Marketplace Laduni.ID
- Profil Pesantren Terlengkap
- Cari Info Sekolah Islam?
- Mau Berdonasi ke Lembaga Non Formal?
- Siap Berangkat Ziarah? Simak Kumpulan Info Lokasi Ziarah ini
- Mencari Profil Ulama Panutan Anda?
- Kumpulan Tuntunan Ibadah Terlengkap
- Simak Artikel Keagamaan dan Artikel Umum Lainnya
- Ingin Mempelajari Nahdlatul Ulama? Silakan
- Pahami Islam Nusantara
- Kisah-kisah Hikmah Terbaik
- Lebih Bersemangat dengan Membaca Artikel Motivasi
- Simak Konsultasi Psikologi dan Keluarga
- Simak Kabar Santri Goes to Papua
Memuat Komentar ...