Tahun 648-649 M: Kontribusi Muawiyah dalam Membangun Armada Laut Pertama Pasukan Muslim

 
Tahun 648-649 M: Kontribusi Muawiyah dalam Membangun Armada Laut Pertama Pasukan Muslim
Sumber Gambar: Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Pada masa kepemimpinan Utsman bin Affan, salah satu khalifah terkemuka dalam sejarah awal Islam, terjadi sejumlah peristiwa penting yang membentuk landasan bagi kemajuan kekhalifahan Islam. Salah satu pencapaian pentingnya adalah pembentukan armada angkatan laut pertama, yang menjadi tonggak bersejarah dalam perkembangan maritim dunia Islam.

Pada saat itu, kekuatan militer Islam tidak hanya diandalkan dalam pertempuran darat, tetapi juga di lautan, memperluas cakrawala strategis dan memperkuat posisi politik dan ekonomi umat Islam.

Dalam konteks kekhalifahan Islam pada abad ke-7 Masehi, Utsman bin Affan memimpin dengan visi yang luas, menghadapi tugas besar dalam memperluas dan mempertahankan wilayah Islam yang berkembang pesat. Berada di persimpangan sejarah antara masa kemenangan besar dan tantangan yang mendesak, Utsman bin Affan dihadapkan pada kebutuhan untuk memperkuat pertahanan wilayah, terutama di wilayah maritim yang kaya dan strategis.

Pembentukan armada angkatan laut pertama pada masa Utsman bin Affan merupakan respons strategis terhadap tuntutan zaman. Dengan berkembangnya perdagangan dan ekspansi wilayah, perlindungan terhadap jalur perdagangan maritim menjadi sangat penting bagi stabilitas ekonomi dan politik kekhalifahan.

Armada ini tidak hanya berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan wilayah, tetapi juga sebagai sarana untuk memperluas pengaruh Islam di lautan, menegaskan kehadiran dan kekuatan dunia Islam di panggung internasional.

Usulan pembentukan armada laut seharusnya sudah diajukan oleh Muawiyah bin Abu Sufyan pada masa Khalifah Umar, namun ada beberapa alasan yang belum disetujui oleh Khalifah Umar. Umar menolak permintaan Muawiyah dengan tegas, katanya,

"Demi Zat yang mengutus Nabi Muhammad SAW dengan kebenaran, saya tak akan pernah mengizinkan seorang Muslim berperang di lautan. Demi Allah, keselamatan seorang Muslim adalah hal yang jauh lebih berharga bagiku daripada segala yang dimiliki Bizantium. Oleh karena itu, saya meminta agar berhentilah dengan saranmu tersebut."

Alasan di balik permintaan Muawiyah tersebut karena daerah yang ia pimpin berbatasan langsung dengan wilayah kekuasaan Romawi, serta terdapat laut di sekitarnya.

Pada masa itu, bahkan jauh sebelumnya, Romawi dikenal memiliki kekuatan tempur angkatan laut yang sangat kuat. Kehadiran kebutuhan tersebut menjadi sangat penting bagi pasukan Muslim yang wilayah kekuasaannya semakin meluas.

Akhirnya pada masa khalifah yang ke-3, yaitu Utsman bin Affan bersamaan dengan rencana beliau untuk mengusai daerah-daerah Romawi lainnya, mengikuti usulan Muawiyah kebutuhan armada laut tersebut baru terealisasikan.

Rencana yang diajukan kepada Khalifah Utsman bin Affan tersebut diperkuat oleh kenyataan bahwa Muawiyah bin Abi Sufyan, yang menjabat sebagai gubernur di Syiria, harus menghadapi serangan-serangan Angkatan Laut Romawi di wilayah pesisir provinsinya.

Dengan demikian, Muawiyah mengajukan permohonan kepada Khalifah Utsman untuk membangun angkatan laut, permohonan yang kemudian dikabulkan oleh Khalifah. Dari saat itu, Muawiyah mampu berhasil mempertahankan wilayahnya dan bahkan melancarkan serangan balik terhadap pasukan Romawi.

Pertanyaan selanjutnya adalah siapa yang akan membimbing pasukan muslim untuk menavigasikan armada laut tersebut? Kita sama-sama mengetahui, Bangsa Arab adalah bangsa yang hidup dikelilingi oleh gurun dan pegunungan, bagaimana mereka mengendarai kapal sementara kendaraan sehari-hari mereka adalah unta dan kuda?

Mari kita mundur sedikit ke belakang, pada tahun 639-642 M pasukan Muslim yang dipimpin oleh Amr bin Ash berhasil menguasai Mesir. Tentu saja Mesir sangat terkenal dengan sungai-sungainya yang besar dan juga bercabang, tidak menutup kemungkinan bila orang-orang yang ada di Mesir mempunyai kemampuan navigasi perkapalan yang cukup berguna.

Melihat alasan diatas Khalifah Utsman tidak membutuhkan tenaga asing untuk mengajarkan pasukan Muslim untuk mempelajari navigasi perkapalan. Beliau membawa banyak orang dari Mesir untuk membantu merealisasikan pembanguna armada laut tersebut. Demikian pula, penduduk pantai Levant yang memiliki keturunan Punikia turut serta dengan sukarela dalam menggelorakan tenaga mereka untuk membangun dan memperkuat armada tersebut.

Tidak dapat disangkal bahwa kontribusi Muawiyah dalam membangun armada laut pertama pasukan Muslim pada tahun 648-649 Masehi memainkan peran krusial dalam perluasan kekuatan dan pengaruh Islam di wilayah maritim.

Langkah strategis ini tidak hanya melindungi wilayah-wilayah Muslim dari ancaman musuh, tetapi juga memperluas jangkauan perdagangan dan memperkuat posisi politik umat Islam di panggung internasional.

Dengan demikian, pencapaian ini tidak hanya menandai keberhasilan Muawiyah sebagai seorang pemimpin yang cakap, tetapi juga menunjukkan kemampuan kekhalifahan Islam untuk beradaptasi dengan perubahan zaman dan menanggapi tuntutan strategis yang muncul. []


Penulis: M Iqbal Rabbani

Editor: Kholaf Al Muntadar