Meski Malaikat Turun, Kyai As’ad dan kyai Mahrus Tidak Mau Menjabat

 
Meski Malaikat Turun, Kyai As’ad dan kyai Mahrus Tidak Mau Menjabat
Sumber Gambar: Laduni.id

Laduni.ID, Jakarta – Gus Mus pernah bercerita bahwa di masa lalu, Nahdlatul Ulama (NU) memiliki sebuah tradisi unik, yaitu para kyai justru saling berebut untuk menolak sebuah jabatan. Mereka merasa bahwa amanah kepemimpinan bukanlah sesuatu yang pantas untuk dikejar, melainkan tanggung jawab besar yang harus dihindari jika masih ada yang lebih layak.

Saat NU masih dipimpin oleh Hadratussyaikh Hasyim Asy’ari, baik Kyai Bisri Syansuri maupun Kyai Wahab Chasbullah menolak untuk menjadi Rais Akbar, karena merasa keberadaan Kyai Hasyim masih menjadi panutan utama. Namun, setelah Kyai Hasyim wafat, keduanya tetap menolak, begitu pula para ulama lainnya. Hingga akhirnya, Kyai Wahab Chasbullah dengan berat hati bersedia menerima amanah tersebut, itupun dengan kesepakatan bahwa gelar “Rais Akbar” diubah menjadi “Rais Aam”

Ketika usia Kyai Wahab kian sepuh dan kesehatannya memburuk, para peserta muktamar bersepakat menunjuk Kyai Bisri Syansuri sebagai penggantinya. Namun, Kyai Bisri tetap teguh menolak. Menurutnya, selama Kyai Wahab masih hidup, meskipun hanya bisa terbaring sakit, ia  tidak akan pernah bersedia menggantikannya.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN