Ideologi yang Tertukar

 
Ideologi yang Tertukar

LADUNI.ID - Beberapa hari terahir, jagad media sosial diramaikan oleh hasil bahtsul masail NU tentang reinterpretasi brilian penyebutan istilah "kafir" bagi penganut agama selain Islam dalam bingkai negara bangsa Indonesia. Ada yang tidak paham lalu menggoreng, ada yang paham lalu mengkritik, dan ada yang paham lalu mengapresiasi.

Saya tidak masuk pada inti argumen para intelektual NU yang brilian itu, karena saya yakin argumen mereka sudah cukup bagi mereka yang tidak paham tetapi ingin memahaminya. Argumen mereka tidak cukup bagi mereka yang paham apalagi tidak paham yang sebenarnya sekedar utk menggorengnya agar NU menjadi jelek seperti kasus bendera HTI.

Saya hanya mengamati betapa para intelektual NU yang oleh Deliar Noer dimasukkan sebagai organisasi tradisional justru melampaui gagasan modern manapun di dunia. Pemikiran ini tidak pernah terbayangkan oleh intelektual manapun, kendati beberapa sarjana telah melakukan reinterpretasi terhadap istilah kafir seperti Izutsu. Yang tidak terbayangkan adalah ketika istilah itu dibawa ke dalam konteks negara bangsa terutama Indonesia.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN