Indonesia Kini Miliki Rumah Sakit Apung, Ini Isinya

 
Indonesia Kini Miliki Rumah Sakit Apung, Ini Isinya

LADUNI.ID, Jakarta - Dalam perayaan ulang tahun ke-10 doctorSHARE, Sabtu (23/11) lalu, turut hadir pula RS Apung (RSA) Nusa Waluya II yang merupakan RS apung pertama di dunia dari kapal tongkang (barge). Kapal tersebut sedang berlabuh di Pluit, Jakarta Utara, untuk mendapat perawatan rutin.

Seperti dilansir dari Good News from Indonesia (GNFI), RSA Nusa Waluya II mulai beroperasi pada November 2018. Kapal yang dipakai RSA ini adalah jenis kapal tongkang, yang dulunya dipakai untuk hotel apung.

Terdapat 61 ruangan di RSA Nusa Waluya II, meliputi ruang tunggu, ruang USG, ruang bersalin, ruang obgyn, ruang operasi, poli gigi, poli mata, poli anak, laboratorium, apotek, ruang rawat inap, ruang radiologi, dan lain-lainnya.

Sebagai rumah sakit yang setara  dengan kategori C atau Puskesmas, fasilitas di RSA Nusa Waluya II cukup lengkap.

Ruang tunggu

Proses pelayanan medis di RSA Nusa Waluya II dimulai dengan pendaftaran pasien di ruang registrasi, lalu menunggu panggilan dokter atau perawat di ruang tunggu. Luas ruang tunggunya cukup luas dan sangat nyaman. Sama sekali tidak terasa seperti di kapal.

Ruang periksa kandungan

Salah satu pasien yang sering datang ke RSA Nusa Waluya II adalah ibu hamil. Mereka bisa memeriksakan kandungannya di rumah sakit ini, dan bisa juga melakukan persalinan. Selama 10 tahun, doctorSHARE telah melakukan 2.227 USG pemeriksaan kandungan.

Poli gigi

RSA Nusa Waluya II juga memiliki poli gigi. Selama satu dekade beroperasi, doctorSHARE telah melakukan 2.464 perawatan gigi.

Ruang bersalin

Dengan banyaknya pasien dari ibu hamil, RSA Nusa Waluya II juga menyediakan ruang bersalin. RSA ini sudah melahirkan 16 bayi.

Ruang obgyn

Obgyn adalah ruangan untuk bayi yang baru saja dilahirkan. Proses persalinan di RSA ini bisa didapatkan pasien secara gratis.

Ruang operasi

Sampai 23 November 2019, RSA Nusa Waluya II telah melakukan 3.291 operasi mayor, 5.538 operasi minor, dan 58.859 pelayanan rawat jalan. Ada cerita unik di ruang operasi ini. Walau kapal bertipe tongkang sangat stabil ketika berlabuh, tapi di suatu ketika pernah goyang karena diterpa ombak.

Saat itu operasi sedang dilakukan, tapi hebatnya sama sekali tidak mengganggu jalannya operasi. Dokter-dokter di RSA sudah terlatih melakukannya, dengan menjaga keseimbangan lewat caranya masing-masing.

RSA Nusa Waluya II adalah RSA ketiga yang dimiliki doctorSHARE. Sebelumnya, ada RSA dr. Lie Dharmawan yang terbuat dari kapal phinisi, dan RSA Nusa Waluya I yang berkolaborasi dengan Yayasan Ekadharma.

Sebelum tiba di Jakarta, RS Nusa Waluya II melayani masyarakat terdampak bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi, di Palu, Sigi, dan Donggala.

Total jiwa yang telah dibantu RSA Nusa Waluya II selama berlabuh di Pelabuhan Pantoloan, Kota Palu, pada 16 November 2018 sampai 15 Februari 2019 adalah 9.938 orang. Selama itu pula, RSA Nusa Waluya II memberikan 3.972 jenis pelayanan medis.

RSA Nusa Waluya II selanjutnya akan diberangkatkan ke Kepulauan Tanimbar, Maluku Tenggara Barat, pada Maret 2020. Di sana, RSA yang harus ditarik kapal lain untuk mengarungi lautan ini akan beroperasi selama 6 bulan.

Salah satu pemandu di RSA Nusa Waluya II mengatakan, untuk menarik kapal sebesar ini biayanya sangat besar. Untuk ke Palu sekitar Rp 700 juta, dan untuk ke Maluku sebesar Rp 1 miliar. Biaya tersebut mayoritas didapat dari donasi, dan bantuan dari para donatur tetap.