Pada Masa Karantina, Kader IPNU Asal  Batang Tulis Syi’ir Munajat Tangkal Covid-19

 
Pada Masa Karantina, Kader IPNU Asal  Batang Tulis Syi’ir Munajat Tangkal Covid-19

LADUNI.ID, Jakarta- Salah satu anggota Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama  (IPNU) asal desa Sidorejo kecamatan Warungasem kabupaten Batang, Rahman Jaya  pada masa karantinanya membuat syair munajat tolak virus Covid-19  atau yang biasa disebut Corona.

Menurut Rahman, awalnya tidak sengaja membuat syair tersebut, karena efek kesendirianya di Pondok Pesantren (Ponpes) Nurul Ibad, di Lubang Buaya Jakarta Timur, tempat ia mengabdi.

Diketahui,  karena wabah virus Corona para santri disejumlah ponpes  dipulau Jawa dipulangkan ke rumahnya, termasuk santri-santri ponpes di Jakarta turut dipulangkan. Hal itu yang membuat Rahman Jaya harus mengkarantinakan diri didalam ponpes. 

“Ketika saya melantunkan syair al-i’tiraf abu nawas, tidak sengaja tiba tiba muncul pikiran ke Corona (SARS-CoV2 ) maka saya coba  sedikit demi sedikit merangkai kata demi kata dan terciptalah syair tersebut,” kata rahman, kepada laduni.id, Selasa (31/3/20).

Lebih lanjut kata dia, setelah syiir selesai ia tulis langsung dishare ke beberapa teman-teman sejawatnya. Menurut dia, syai’ir itupun dishare pada senior dan para kiai yang ada di kampung halamannya.

“Alhamdulillah di sini saya share, teman-teman mengapresiasi dengan dan mendorong saya untuk berkarya pada dunia tinta,” ucap dia.

Semoga syair ini, kata dia lebih dalam, bisa  dijadikan munajat, sholawatan. “Baik untuk diri sendiri maupun di masjid,musholla dan didesanya selama wabah berlangsung, diwaktu menjelang maghrib dan subuh,’’ ungkap dia.

Ia pun mengungkapkan, KH. Maftukhin sesepuh Nahdlatul Ulama desa Sidorejo, saat di minta restu dengan judul syair tersebut oleh salah satu rekan di desanya, menuturkan tak usah diberi judul.

“Beliau Menuturkan, tidak usah di berikan judul ,  ini adalah salah satu munajat kepada Allah untuk wabah virus corona ini lewat syiir dengan bahasa Jawa,” kata dia.

Sementara, pengasuh ponopes Nurul  Ibad, KH. Ibnu mulkan sangat menyanjung syair karangan salah satu pengajar di ponpes yang di asuhnya.

‘’Walapun saya tidak terlalu paham bahasa jawa , tapi saat di terjemahkan ke bahasa indonesia liriknya sangat bagus dan menyentuh,’’ katanya.

Menurutnya, lirik syair tersebut berisi ajakan kepada masyarakat untuk berjuang bersama-sama melawan wabah virus corona.

“Syiir ini sebagai kesadaran kita untuk selalu bersyukur terhadap nikmat Allah yang di berikan kepada kita, sekaligus do’a semogo virus Covid-19 ini segera berakhir di tanah air kita indonesia dan seluruh dunia,” kata dia, berharap.

Berikut Syair Munajat Wabah Covid-19 :

Di awali dengan syair dan juga nada yang sama seperti syair abu nawas yang biasa di kenal Al-I’tiraf (sebuah Pengakuan).

Ilaahii lastu lil firdausi ahlaa, wa laa aqwaa ‘alaa naaril jahiimi

Fa hablii taubatan waghfir zunuubii, fa innaka ghaafirudzdzambil ‘azhiimi

Ya Allah gusti kulo mboten ahline suwargo  -  Anging kulo mboten kiat ing neroko

Mugi tampi tobat lan ngapuro duso kulo -  Krono Panjengan dzat ngapuro

Wabah seng podo lagi di alami kabeh negara - wabah iki yo namane virus corona

Indonesia negaro kita yang tercinta - virus iku wes nyebar mareng  nusantara

Ora ibu kota , ora neng desa  wes podo  waspada - ayo do'a sereng sereng ben ilang segera

Yo ikuti intrusine pemerintah - yo ger umah kanggo cegah nyebare  wabah

Ulama' kabeh lewat dungo ing  ikhtiar - poro dokter ugo berjuang ben ora nyebar

Kito kabeh berjuanglah sama sama - manut mareng pituture  umaro' lan ulama

Kabeh ibadahe di utamake neng umahe dewe dewe - ayo temenke  ibadahe  sholat lan ngajine

Ya allah gusti iki wabah  enggal - enggal  lungo - kita kabeh nyuwun ngapunten ing lepat lan duso

Iki kabeh kanggo ngeleng ake kito sedoyo - mareng gusti allah ingkang agung lan maha kuoso

Kito kabeh kadang ngeluh ing cobaane - tapi kito kabeh sering  lali ing nikmate.

Kontributor : Hafedz Maschun