Etika Bangun Tidur Menurut Imam Ghazali

 
Etika Bangun Tidur Menurut Imam Ghazali

LADUNI.ID, Jakarta - Diciptakan siang untuk mencari karunia-Nya dan waktu malam untuk istirahat ialah semata supaya kita selalu mengingat akan kebesaran dan kuasa Sang Pencipta. Sedemikian besar perhatian-Nya kepada kita. Sehingga anjuran tersebut termaktub di dalam Kitab Suci.

"Dan di antara tanda-tanda (kebesaran dan kekuasaan)-Nya adalah tidur kamu di waktu malam dan siang dan usaha kamu mencari sebagian karunia-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti bagi kaum yang mendengarkan." [Q. S Ar-Ruum: 23]

Tidur dibutuhkan bagi kesehatan manusia. Tidur menyegarkan fisik dan pikiran yang lelah. Tidur adalah nikmat dari Allah swt yang dikaruniakan kepada makhluk hidup termasuk manusia.

Imam Ghazali berijtihad dengan menuliskan adab-adabnya dalam kitab Bidayatul Hidayah, dalam hal ini membahas bab adab bangun tidur. Saya mencoba menuliskannya secara ringkas.

Bangun tidur bagi kita yang awam adalah sebuah rutinitas yang nyaris tidak kita anggap istimewa. Ia hanyalah aktivitas harian biasa. Sering kali kita bangun tidur ketika sudah terdengar Azan dari Langgar samping rumah.

Tapi berbeda dalam perspektif Imam Ghazali. Beliau punya standar sendiri, bangun tidur bagi beliau adalah "sesuatu" yang perlu dilakukan dengan etika yang benar.

Nasihat beliau terkait adab bangun tidur ialah mengusahakan bangun tidur sebelum fajar. Supaya ada jeda waktu sebelum Subuh tiba.

Hal pertama yang wajib kita ingat setelah bangun tidur yaitu berdoa, berdoa adalah wujud rasa bersyukur. Dan kebersyukuran itu kita ungkapkan melalui doa.

Hikmah yang tersimpan dari proses tidur adalah digantungnya sukma kita, hakikatnya kita mengalami kematian yang tertunda. Sehingga ketika kita dimampukan bangun di pagi hari dengannya Allah swt mengembalikan sukma kita ke dalam raga. Kita masih diberi kesempatan untuk "hidup kembali". Itulah mengapa kita wajib mensyukuri karunia bangun tidur.

Sebelum beranjak dari tempat tidur kita dianjurkan membaca doa bangun tidur sebagai berikut :

اَلْحَمْدُ لِلهِ الذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْه النُشُوْرُ 

Artinya :

"Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami. Dan kepada-Nya lah tempat kembali"

Doa lengkapnya klik DI SINI.

Hikmah doa bangun tidur adalah sebagai amalan pembuka pada hari itu. Hendaknya dengan menambah zikir-zikir yang biasa dibaca. Kemudian bersegera mengambil air wudu untuk mengusir rasa kantuk dan malas, disusul melaksanakan salat sunah. Hikmahnya ialah mempersiapkan diri kita lahir dan batin untuk menyambut hari itu dengan semangat dan jiwa yang baik yang diharapkan akan terpancar pada perilaku kita.

Adab bangun tidur ditutup dengan memakai pakaian yang diniatkan untuk menutup aurat sebagai bagian dari taat kepadaNya, bukan untuk berbang­ga diri di depan manusia.

Sesungguhnya setiap amal baik tersimpan hikmah, dan ia akan kembali ke diri kita masing-masing. Semoga Allah memberikan kekuatan supaya kita tidak berat hati melakukannya.

Wallahu a'lam.


*) Oleh Nelya Hamadah, Mahasiswi Jurusan Manajemen UNU Yogyakarta.