Strategi Jack Ma Meruntuhkan Bank-bank Negara di Cina

 
Strategi Jack Ma Meruntuhkan Bank-bank Negara di Cina

LADUNI.ID, Jakarta - Setelah berhasil menguasai bisnis e-commerce China, Jack Ma memusatkan perhatian untuk memenuhi ambisi globalnya. Sejak melantai di bursa New York pada 2014, Alibaba seketika punya “hobi” baru, yakni melakukan akuisisi dengan membeli banyak macam bisnis di China ataupun luar negeri. Kebanyakan adalah perpanjangan dari bisnis utama yang dilakukan, mengingat aktivitas jual-beli daring yang terjadi lewat situs web Alibaba mencapai 70% dari total pengiriman di China[1]. Sehingga salah satu contoh bisnis yang diakuisisi adalah membangun konsorsium logistik guna mendukung bisnis utamanya. Namun langkah yang diambil Ma sebenarnya bertujuan untuk menjadikan Alibaba sebagai kekuatan finansial dengan potensi jangkauan paling jauh.

Pada 2008, Jack Ma merasa kesal terhadap kegagalan bank milik negara China untuk mendukung wirausaha swasta skala kecil dan menengah di negaranya. Saat itu Ma berkata, “Jika bank tidak berubah, kami yang akan mengubah bank."

Tahun berikutnya, mengiringi kesuksesan Alipay, Ma memberikan layanan finansial berupa pinjaman kecil bagi para pengguna Alibaba.com. Kelayakan kredit calon peminjam diukur menggunakan dua kunci metrik: total nilai bisnis yang dijalankan di Alibaba.com dan penilaian terhadap sang pengguna yang diberikan oleh para konsumen. Mulanya rata-rata pinjaman yang dilakukan pengguna hanya senilai $10.000 (Rp130 juta), tetapi awal 2014 total pinjaman yang dialirkan Alibaba mencapai $2 miliar[2] (Rp26 triliun) dengan hanya kurang dari 2% yang berkinerja buruk atau non-performing.

Bersamaan dengan ini, eksperimen serupa juga dilakukan pada bisnis B2B grup Alibaba yang langsung melayani konsumen. Dengan perkembangan Taobao yang semakin pesat dan berkali lipat dibanding Alibaba.com, Alibaba lantas menambah porsi pinjaman untuk bisnis kecilnya. Dan ternyata keputusan ini membuat perkembangan Alibaba. com semakin cepat dan semakin dramatis.

Alibaba mengawali bisnis di bidang finansial konsumen di pertengahan tahun 2013 dengan meluncurkan produk pasar uang bernama Yu’e Bao (harta karun ekstra). Untuk membuka akun atau rekening di produk ini, setiap orang harus memiliki akun Alipay. Begitu Alipay yang dipunya tersebut aktif, maka pengguna dapat dengan bebas mendepositkan uang ataupun mengambil uangnya. Apa yang membuat Yue Bao atraktif[3] adalah pemberian nilai kembali yang jauh lebih baik daripada tingkat bunga bankbank China yang biasanya sangat rendah. Setahun setelah diluncurkan, sekitar 100 juta orang telah membuka rekening di Yu’e Bao, dan mendepositkan uang sekitar $93 miliar atau Rp1.240 triliun. Reuters mencatat, kehadiran Yu’e Bao diikuti oleh produk serupa dari raksasa Internet China lainnya, Baidu dan Tencent[4]. Fenomena ini menyebabkan total simpanan perorangan di China yang ada di bank turun hingga 1 triliun Yuan ($160 miliar atau Rp2.134 triliun).

Sungguh tak terbayangkan bagaimana Jack Ma telah meruntuhkan kekuasaan bank-bank milik negara dan bangkit mendominasi keuangan negara seperti bagaimana ia membangun kerajaan e-commerce. Ia juga telah memainkan peran besar dalam mengubah sistem keuangan China menjadi lebih ramah konsumen seperti saat ini. Meskipun layanan keuangan pribadi masih sangat dikendalikan pemerintah, tapi sebenarnya regulasi yang mengaturnya belum terlalu ketat.

Selain itu, pihak pemerintah yang mengelola keuangan tak mempermasalahkan kehadiran Yu’e Bao dan mengizinkannya tetap beroperasi. Ini menunjukkan bahwa pemerintah sesungguhnya cukup senang dengan kemunculan Yu’e Bao yang memicu munculnya kompetisi di sektor keuangan. Dengan demikian pemerintah dapat sekaligus bergerak menuju tujuan jangka panjang demi meliberalisasikan suku bunga.


[1] Lihat Lulu Yilun Chen, “Alibaba Earnings Surge Boosts Valuation Ahead of IPO.” Bloomberg, 16 April 2014.

[2] Lihat “Alibaba’s Small Business Lending Moves Ahead,” Wall Street Journal, 5 Juli 2013.

[3] Bank Central China, Bank Rakyat China, melarang giro bank untuk membayar bunga tahunan kurang dari 1% dan deposito berjangka maksimal hanya 3%. Yu’e Bao yang dapat berinvestasi pada dana pasar uang berbunga tinggi, menawarkan hasil kembali sampai 6%.

[4] Lihat Gabriel Wildau, “China Banks Strike Back Againts Threat from Internet Finance,” Reuters, 23 Februari 2014

 


Sumber: Edward Tse. China’s Disruptors; Bagaimana Alibaba, Xiaomi, Tencent, dan Perusahaan Lain Mengubah Aturan Bisnis, penj. Vela Andapita. Jakarta: PT Gramedia, 2018.