Kisah di Balik Foto Langka Mbah Hasyim Memangku Putra Pertamanya

 
Kisah di Balik Foto Langka Mbah Hasyim Memangku Putra Pertamanya

LADUNI.ID, Jakarta - Foto (di atas) asli Hadratussyaikh KH. Hasyim Asy'ari bersama putera pertamanya, Abdullah (dipangku) dan keponakannya ketika menuntun ilmu di Makkah.

Abdullah adalah putera pertama Mbah Hasyim dengan istri pertamanya, Nyai Khodijah (puteri Kiai Ya'qub, pengasuh ponpes Al-Hamdaniyah, desa Siwalanpanji, kecamatan Buduran, Sidoarjo).

Ada kisah yang sangat bermakna dari foto Mbah Hasyim Asy’ari tersebut. Berikut kisah singkat yang kami dapat sampaikan.

***

Kiai Hasyim Asy'ari ketika masih muda pernah nyantri dipondok asuhan Kiai Ya'qub. Karena terlihat sebagai seorang pemuda yang alim dan cerdas maka Kiai Ya'qub menikahkan Kiai Hasyim dengan puterinya, Nyai Khodijah pada tahun 1892. Waktu itu usia Mbah Hasyim masih 21 tahun.

Setelah menikah 1 tahun kemudian Kiai Hasyim mengajak istrinya dan mertuanya dan juga kerabat yang lain untuk ibadah haji dan menuntun ilmu di Makkah. Di sana beliau memiliki putera pertama bernama Abdullah. Tetapi istrinya itu telah meninggal dunia di Makkah.

Tak lama kemudian puteranya yang masih balita itu juga menyusul ibunya meninggal dunia. Luka hati yang mendalam sehingga Kiai Hasyim Asy'ari memutuskan untuk pulang ke tanah kelahirannya dan melanjutkan pencarian ilmu di Tanah kelahirannya.

***

Itulah kisah yang tersirat di balik foto langka Syaikhona Mbah Hasyim Asy’ari, tokoh ulama agung, pendiri ormas Islam terbesar di dunia Nahdlatul Ulama.

Dari kisah ini, kita dapat memetik hikmah bahwa sekelas Mbah Hasyim Asy’ari saja, yang kealimannya tidak ada yang bisa menandingi, juga diberikan cobaan yang belum tentu bisa dihadapi oleh manusia biasa seperti kita. Namun, Syaikhona Mbah Hasyim Asy’ari tetap tabah dan kuat.

Apalagi manusia seperti kita, yang biasa-biasa saja, diberi cobaan sedikit saja sudah mengeluh.

Mari kita teladani ulama-ulama kita. Ambillah pelajaran dan barokah dari beliau-beliau yang telah mendahului kita dengan membaca kisah-kisah hikmahnya, berkirim doa dan fatihah untuk beliau.

Dengan begitu, semoga kita bisa selalu meneladani beliau melalui kisah-kisah untuk kita praktikkan dan amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin…

Khususon Ila Ruhi Hadrotus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari… Lahulfatihah…

***

 

Sumber foto: dokumen_siwalanpanji
Sumber tulisan: ceritatebuireng
Editor: Muhammad Mihrob