Menemukan Jejak Syams Tabrizi dan Maulana Rumi di Konya Anatolia

 
Menemukan Jejak Syams Tabrizi dan Maulana Rumi di Konya Anatolia

LADUNI.ID, Jakarta - Bila Desember tiba, aku merindukan Konya musim semi dan bunga warna-warni di pelataran rumput hijau di perbukitan. Lalu aku membuka lagi catatan perjalanan spiritual ke Kota Maulana, 25/08/14:

Di Konya, usai ziarah dan salat di Cami (masjid) Syams Tabrizi yang mungil dan sepi, aku didampingi dua teman, berjalan kaki menuju satu tempat. Di tepi sebuah jalan ramai, aku berhenti. “Di sinilah maulana Rumi dan Syamsi Tabrizi bertemu,” kata temanku. Dan aku tertegun pada sebuah prasasti di pinggir jalan yang terbungkus kaca transparan bagai jejak kaki Nabi Ibrahim di Maqam Ibrahim di depan Kakbah. Aku segera membacanya :

"Di sinilah deburan air ‘dua samudera’ bertemu dan menumpahkan rindu. 30-Nopember 1244".

Pertemuan dua samudera (Bahrain) adalah pertemuan antara Syamsi Tabrizi (sang matahari) dan Jalal al-Din Rumi (sang purnama). Bagai dlm Al-Qur'an: "Maraja al-Bahrain Yaltaqiyan. Bainahuma Barzakh La Yabghiyan". Tempat Pertemuan Nabi Khidr dan Nabi Musa, A.s. dahulu kala.

Sebelumnya aku telah membaca kata-kata Syams Tabrizi, sang Darwisy misterius dari Tabriz, Persia. Ia mengatakan:

"Aku adalah air yang terus berputar-putar dalam diriku sendiri dan kini telah menjadi diam. Sebentar lagi ia akan menebarkan bau tak sedap. Lalu aku berkelana dan berhasrat bertemu Rumi. Saat berjumpa dengannya di Konya, airku mulai mengalir dan terus mengalir. Ia berangsur menjadi jernih, bening, sedap sekaligus melenyapkan dahagaku." (Syamsi Tabrizi).

Rumi membalasnya dalam nyanyi sunyi dalam rindu yang pekat malam:

Engkaulah langitku
dan aku buminya
Yang kebingungan
Apa yang membuat airmu mengalir dari hatiku
Akulah tanah berbibir kering
Bawakan air
Yang akan menumbuhkan mawar di tanah ini
Di taman ada beratus-ratus kekasih nan menawan
Bunga mawar dan tulip menari berputar-putar.

Aku mengingat penuh nasehat Maulana menjelang pulang:

"Aku harap kalian bisa mengendalikan diri di manapun. Jangan banyak makan. Jangan banyak tidur. Jangan banyak bicara. Jangan melukai siapapun dan apapun. Berterima kasih lah kepada Tuhan dan jangan mengeluh atas duka yang menimpamu dan perilaku buruk orang lain. Berbuat baiklah kepada semua orang. tahanlah diri kalian untuk melakukan kejahatan, tetaplah berdoa dan berpuasa, menerima tanpa mengeluh terhadap tingkah laku yang buruk dari orang lain. Orang terbaik adalah dia yang berbuat kepada semua orang". (06.12.2020).

***

Sumber: Fb KH Husein Muhammad