Contoh Implementasi Keikhlasan

 
Contoh Implementasi Keikhlasan
Sumber Gambar: foto (ist)

Laduni.ID Jakarta - Dikisahkan oleh seorang pemuda ketika ia berada di salah satu supermarket di Mekah. Saat ia sedang mengantri di kasir untuk membayar apa yang hendak dibelinya, di depannya terdapat seorang wanita bersama dua putri kecilnya dan tepat di belakang mereka dan didepannya terdapat seorang pemuda. Ketika wanita bersama dua putri kecilnya itu hendak membayar apa yang dibelinya seharga 145 real, sang wanita memasukkan tangannya ke tas kecilnya untuk mencari-cari uang, ternyata ia hanya mendapatkan pecahan 50 realan dan beberapa lembar pecahan sepuluhan realan. Ia juga melihat kedua putrinya juga sibuk mengumpulkan uang pecahan realan milik mereka berdua hingga akhirnya terkumpulah uang mereka 125 real. Maka terlihatlah ibu mereka berdua kebingungan dan mulailah sang ibu mengembalikan sebagian barang-barang yang telah dibelinya. Salah seorang putrinya berkata, “Bu, yang ini kami tidak jadi beli, tidak penting bu”.

Baca Juga: Menggapai Ikhlas yang Sesungguhnya, Tinjauan Tasawuf Prof Buya Syakur

Tiba-tiba Ia melihat sang pemuda yang berdiri persis di belakang mereka melemparkan selembar uang 50 realan di samping sang wanita dengan sembunyi-sembunyi dan cepat. Lalu sang pemuda tersebut segera berbicara kepada sang wanita dengan penuh kesopanan dan ketenangan seraya berkata, “Ukhti, perhatikan, mungkin uang 50 realan ini jatuh dari tas kecilmu”.

Lalu sang pemuda menunduk dan mengambil uang 50 realan tersebut dari lantai lalu ia berikan kepada sang wanita. Sang wanitapun berterima kasih kepadanya lalu melanjutkan pembayaran barang ke kasir, kemudian wanita itupun pergi.

Setelah sang pemuda menyelesaikan pembayaran barang belanjaannya di kasir iapun segera pergi tanpa melirik ke belakang seakan-akan ia kabur melarikan diri. Pemuda inipun segera menyusulnya lalu ia berkata, “Akhi. sebentar dulu! aku ingin berbicara denganmu sebentar” . Lalu ia bertanya kepadanya, “Demi Allah, bagaimana kau punya ide yang cepat dan cemerlang seperti tadi?”

Tentunya pada mulanya sang pemuda berusaha mengingkari apa yang telah ia lakukan, akan tetapi setelah pemuda ini kabarkan kepadanya bahwa ia telah menyaksikan semuanya, dan ia menenangkannya dan menjelaskan bahwasanya ia bukanlah penduduk Mekah, ia hanya menunaikan ibadah umroh dan ia akan segera kembali ke negerinya, dan kemungkinan besar ia tidak akan melihatnya lagi. Lalu pemuda tersebutpun berkata,

Baca Juga: Niat dan Ikhlas dalam Beribadah dan Beramal

“Saudaraku, demi Allah aku tadi bingung juga, apa yang harus aku lakukan, selama dua menit tatkala sang wanita dan kedua putrinya berusaha mengumpulkan uang mereka untuk membayar kasir, akan tetapi Robmu Allah subhaanahu wa ta’aala mengilhamkan kepadaku apa yang telah aku lakukan tadi, agar aku tidak menjadikan sang wanita malu di hadapan kedua putrinya. Demi Allah, saya mohon agar engkau tidak bertanya-tanya lagi dan biarkan aku pergi”. Aku berkata kepadanya, “Wahai saudaraku, aku berharap engkau termasuk dari orang-orang yang Allah berfirman tentang mereka: “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah” (QS Al-Lail 5-7)