Khutbah Jumat: Generasi Penerus yang Rapuh

 
Khutbah Jumat: Generasi Penerus yang Rapuh
Sumber Gambar: Foto Ist

KHUTBAH 1

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ لَهُ الْحَمْدُ كُلُّهُ وَ لَهُ الْمُلْكُ كُلُّهُ وَ بِيَدِهِ الْخَيْرُ كُلُّهُ وَ إِلَيْهِ يَرْجِعُ الْأَمْرُ كُلُّهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لَاإِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ فِيْ ذَاتِهِ وَ أَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَفْضَلُ مَخْلُوْقَاتِهِ أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى أَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ الْمُقْتَدِيْنَ بِهِ فِيْ كُلِّ حَالَاتِهِ. أما بعد فَيَا عِبَادَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَتَزَوَّدُوْا فَإِنَّ خَيْرَالزَّادِ التَّقْوَى فَقَالَ اللهُ عَزَّ مِنْ قَائِلٍ : لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Marilah kita memanjatkan Puja dan Puji Syukur kehadirat Allah SWT dengan nikmatnya dan hidayahnya kita dapat berkumpul disini menunaikan solat berjamah

Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wasallam yang telah menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat manusia. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang selalu berpegang teguh dengan sunnah Beliau hingga ajal menjemput kita.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Bila kita ingin mengetahui, bagaimana generasi yang akan datang, maka kita bisa mengenali keadaan mereka pada pembentukan calon generasi itu di masa kini. Bila kehidupan generasi muda masa kini tidak terdidik dengan baik, terbentuk sebagai calon-calon pemimpin masa depan, maka keadaan generasi penerus akan mengalami kemerosotan dan kerapuhan. Sebaliknya bila generasi masa kini mampu membentuk kaum mudanya sebagai generasi yang terdidik dan terarah serta memiliki kemampuan yang prima, maka akan mampu  melahirkan generasi yang kuat dan tangguh, yang mampu melahirkan karya-karya besar bagi masyarakat dan bangsanya.

Dalam kenyataan sejarah, banyak dijumpai kehidupan suatu bangsa yang besar, tapi mereka tidak mampu membentuk generasi penerus yang diharapkan. Akhirnya bangsa besar itu menjadi sirna, atau menjadi suatu kelompok kecil yang tidak diperhitungkan lagi oleh bangsa-bangsa lain. Keadaan seperti ini misalnya diisyaratkan oleh salah satu hadis Nabi s.a.w.:

“Tidak ada Nabi yang diutus sebelumku, melainkan memiliki sahabat-sahabat yang setia, yang benar-benar mengikuti ajaran Nabinya. Kemudian timbullah setelah mereka suatu generasi yng banyak bicara dan tidak mengamalkannya, mereka melakukan kegiatan yang tidak diperintahkan”. (HR. Muslim, No: 71).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Hadis di atas mengisyaratkan bahwa setiap umat tidak bisa lepas dari kehidupan generasi penerusnya. Generasi itu adakalanya mampu mempertahankan nilai-nilai luhur dari pemimpin dan para pendahulu mereka, sehingga mereka tetap jaya. Ada juga generasi yang rapuh, yaitu generasi yang tidak mampu mempetahankan nilai-nilai luhur, mereka mengabaikan kebaikan-kebaikan yang disampaikan dari generasi masa lalu. Generasi rapuh ini, biasanya ditandai dengan kehidupan yang tidak terpola, gemar membuang-buang waktu, senang berfoya-foya, banyak ngomong dan tidak pandai bekerja. Etos kerja generasi ini sangat rendah, dan idealismenya telah terkikis dari dada mereka, hasratnya telah lemah dan semangatnya semakin mengendor.

Generasi rapuh yang tersuruk ke dalam kehinaan, biasanya ditandai dengan kekacauan, keburukan dan kedzaliman serta perbuatan tercela. Bahkan kedzaliman dan kemungkaran sudah meluas sedemikian rupa, sehingga terkesan sebagai sesuatu yang lumrah dan biasa-biasa saja. Bila gejala ini terjadi di tengah-tengah masyarakat, maka setiap muslim harus berusaha menghilangkan dan memberantasnya dengan cara yang bijaksana. Bila tidak ada usaha untuk menghilangkan kedzaliman dan kemungkaran maka imannya telah terlepas dari dadanya. Mengenai hal ini, Nabi bersabda: )

“Maka siapa yang memerangi generasi yang bobrok itu dengan tangannya (kekuasaan), maka ia adalah seorang mukmin. Siapa yang menentang mereka dengan lisannya, maka ia juga seorang mukmin dan siapa yang memeranginya dengan hatinya, maka ia juga seorang mukmin. Bila tidak, maka tidak tinggal lagi imannya meskipun sebesar biji sawi”. (HR. Muslim, No: 71).

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Manusia muslim harus bersikap tegas dalam memberantas kebatilan dan kedzaliman, terutama yang terjadi di tengah-tengah kehidupan masyarakatnya. Apabila manusia muslim tidak bersikap tegas terhadap kebatilan dan kedzaliman, maka ia akan tenggelam di dalamnya, atau paling tidak terkena akibatnya. Kebatilan dan keburukan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat pasti akan menimbulkan bencana dan kerusakan. Nabi bersabda:

“Demi Allah yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya. Kamu sekalian harus memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungakaran, atau kalau tidak, pasti Allah akan menurunkan siksa padamu, kemudian kamu berdoa’a, maka do’a tidak akan dikabulkan lagi”. (HR. Tirmidzi, No: 2095 ).

Sabda Nabi tersebut mengisyaratkan pada kita, bahwa apabila suatu masyarakat telah diliputi dengan kebatilan dan kemungkaran, pasti akan timbul bencana. Bencana itu tidak saja mengenai mereka yang mengerjakan kemungkaran dan bergelimang dosa, tetapi juga akan mengenai orang-orang yang tergolong baik. Karena mereka yang tergolong baik itu tidak berusaha untuk memberantas kebatilan itu, sehingga ia termasuk orang-orang yang meridhai  atau merelakan merajalelanya kemungkaran. Wajarlah kalau mereka mendapat bagian dari bencana itu. Adzab Allah atau bencana yang menimpa mereka bisa berupa bencana alam, kerusakan, terjangkitnya bibit penyakit dan sebagainya. Bisa juga adzab itu langsung ditimbulkan dari perbuatan jahat anggota masyarakat, sehingga menimbulkan bencana bagi umat secara keseluruhan. Misalnya, karena kegiatan permainan judi yang meluas, mabuk-mabukkan, perzinahan, penganiayaan dan sebagainya, akibat dari semua itu akan menimbulkan musibah yang mengerikan.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Bencana dan kerusakan yang timbul dalam kehidupan di dunia ini, sebenarnya diakibatkan oleh perbuatan manusia sendiri. Perhatikan, timbulnya kerusakan di darat, pencemaran laut dan udara, bencana banjir, tanah longsor dan lain sebagainya adalah disebabkan oleh ulah dari manusia-manusia yang tidak bertanggung jawab.

ظَهَرَ الْفَسَادُ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ اَيْدِى النَّاسِ لِيُذِيْقَهُمْ بَعْضَ الَّذِيْ عَمِلُوْا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُوْنَ (٤١)

 “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)”. (Q.S. Al-Rum, 30:41).

Kita harus berusaha agar generasi penerus tidak terjerembab dalam kehinaan, menjadi generasi yang rapuh dan tidak memiliki tanggung jawab bagi kehidupan masa depan. Kita harus terus menggembleng mereka agar menjadi generasi yang baik dan bertanggung jawab. Orang tua dan para pemimpin harus bekerja keras untuk membentuk suatu masyarakat yang kondusif  bagi kemuliaan generasi penerus. Salah satu cara untuk mewujudkannya adalah mempersiapkan mereka menjadi manusia-manusia yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah

Demikianlah khotbah singkat kali ini, semoga hal ini dapat menjadi bahan renungan yang mendalam, bagi kita semua amin.

بارَكَ اللهُ لِي ولَكُمْ فِي الْقُرْءانِ الْعَظِيمِ  ونَفَعَنِي وإِيَّاكُمْ مِنَ الْآياتِ  وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ أَقُلُ قَوْلِي  هذا وَأَسْتَغفِرُ اللهَ لِيْ ولَكُمْ ولِجَمِيعِ الْمٌسلِمِين فاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّه تعالى جَوادٌ كَرِيمٌ مَلِكُ بَرٌّ رَءُوْفٌ رَحِيمٌ.

KHUTBAH 2

سَيِّدُ الْإِنْسِ والْبَشَرِ.اللَّهمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ على سيِّدِنا على عَبْدِكَ  ورَسُولِك محمَّدٍ وآلِه وصَحْبِه مَااتَّصَلَتْ عَينٌ بِنَظَرٍ وأُذُنٌ بِخَبَرٍ. ( أمّا بعدُ ) فيَآايُّهاالنّاسُ اتَّقُوا اللهَ تعالى وَذَرُوا الْفَواحِشَ ما ظهَرَ مِنْها وما بَطَنَ وحافَظُوا على الطَّاعَةِ وَحُضُورِ الْجُمُعَةِ والجَماعَةِ . وَاعْلَمُوا  أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ  فِيه بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلائكةِ قُدْسِهِ. فَقالَ تعالى ولَمْ يَزَلْ قائِلاً عَلِيمًا: إِنَّ اللهَ وَملائكتَهُ يُصَلُّونَ على النَّبِيِّ يَآ أَيّها الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وسَلِّمُوا تَسْلِيْمًا اللَّهمَّ صَلِّ وسَلِّمْ على سيِّدِنا محمَّدٍ وعلى آلِ سيِدِنَا محمَّدٍ  كَما صَلَّيْتَ على سيِّدِنا إِبراهِيمَ وعلى آلِ سيِّدِنَا إِبراهِيمَ في الْعالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ. اللَّهمَّ وَارْضَ عَنِ الْخُلَفَاء الرّاشِدِينَ الَّذينَ قَضَوْا بِالْحَقِّ وَكانُوا بِهِ يَعْدِلُونَ أَبي بَكْرٍ وعُمرَ وعُثْمانَ وعلِيٍّ وَعَنِ السَتَّةِ الْمُتَمِّمِينَ لِلْعَشْرَةِ الْكِرامِ وعَنْ سائِرِ أَصْحابِ نَبِيِّكَ أَجْمَعينَ وَعَنِ التَّابِعِينَ وتَابِعِي التَّابِعِينَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسانٍ إِلَى يَومِ الدِّينِ. اللَّهمَّ لا تَجْعَلْ لِأَحَدٍ مِنْهُمْ فِي عُنُقِنَا ظَلَامَة ونَجِّنَا بِحُبِّهِمْ مِنْ أَهْوالِ يَومِ الْقِيامَةِ. اللَّهمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ والمُسلمينَ وأَهْلِكِ الْكَفَرَةَ والمُشْركِينَ. ودَمِّرْ أَعْداءَ الدِّينِ. اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا. وَاجْعَلِ اللَّهمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ  اللَّهمَّ آمِنَّا فِي دُوْرِنا وأَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنا. وَاجْعَلِ اللَّهمَّ وِلَايَتَنا فِيمَنْ خافَكَ وَاتَّقَاكَ

DOA KHUTBAH

اللَّهمَّ اغْفِرْ لِلمُسلِمينَ والمُسلماتِ والمُؤْمنينَ والمُؤْمِناتِ الْأَحْياءِ مِنْهُمْ والْأَمْواتِ بِرَحْمَتِكَ يَا وَاهِبَ الْعَطِيَّاتِ. اللَّهمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ والوَباءَ والزِّنا والزَّلَازِلَ وَالمِحَنَ وَسُوءَ الفِتَنِ ما ظَهَرَ مِنْها وما بَطَنَ عَنْ بَلَدِنا هَذا خاصَّةً وعَنْ سائِرِ بِلَادِ الْمُسلمينَ عامَّةً يا رَبَّ الْعَالَمِينَ.رَبَّنا آتِنا في الدّنيا حَسَنَةً وَفي الآخرة حَسَنَةً  وقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ والْإِحْسان وإِيتاءَ ذِي الْقُرْبَى  ويَنْهَى عَنِ الْفَحْشاءِ والْمُنْكَرِوَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ العَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوهُ على نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْئَلُوهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ أَكْبَرُ.

_________________________
Oleh:  Dr. KH. Zakky Mubarak, MA