Bolehkah Malam Mingguan? Simak Penjelasannya

 
Bolehkah Malam Mingguan? Simak Penjelasannya
Sumber Gambar: Andre Moura / Pexel (ilustrasi)

Laduni.ID, Jakarta – Malam Minggu adalah di mana malam yang selalu dinanti-nanti oleh para remaja. Bukan hanya menjadi waktu untuk melepaskan penat dan beristirahat setelah belajar atau bekerja selama satu minggu. Namun, bagi sebagian remaja identik dengan tradisi huru-hara atau foya –foya dan wakuncar (waktu kunjung pacar).

Kegiatan ini terjadi semenjak seiring dengan masuknya budaya barat yang lebih “membebaskan” hubungan antara laki-laki dan perempuan. Seolah sudah menjadi tradisi ketika malam mingguan sebagian para remaja selalu menjadikan sebagai malam untuk berfoya-foya dan wakuncar (waktu kunjung pacar).

Bahkan banyak dari mereka pasangan yang belum muhrim berkhalwat. Kegiatan seperti ini yang tidak diperbolehkan dalam islam karena orang yang ketiga merupakan setan, sebagaimana HR. Ahmad, Ibn Hibban, Al Thabrani, dan Al Baihaqi: “Janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan seorang wanita, karena sesungguhnya setan menjadi yang ketiga di antara mereka berdua.”

Jangan sebalikya ketika tidak melakukan hal-hal seperti di atas demikian itu tidak dibilang keren dan tidak gaul. Padahal kegiatan demikian itu jika dilihat dari segi manfaatnya lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya. Bagi pemuda yang baik seharusnya tidak mengikuti hal demikian karena islam tidak memperbolehkan hidup dalam foya-foya karena itu merupakan temanya setan.

Dalam Alquran, surat Al Mu’minun ayat 115, Allah SWT berfirman yang artinya: “Apakah kalian berpikir bahwa kalian kami ciptakan untuk berfoya-foya begitu saja? Lalu kalian tidak kembali kepada kami. Kalian tidak ditanya apa yang dilakukan di dunia?”

Tradisi yang memiliki Mudhorat dibanding manfaatnya hendaknya di hilangkan dan diganti dengan kegiatan kegiatanp positif yang harus diiringi dengan peningkatan kualitas aqidah dan akhlak islamiyah. Dengan demikian, hidup seorang remaja Islam sejati akan lebih berarti dan insyaAllah mendapat ridha dari Allah SWT.

Sebagaimana kehidupan masa remaja Rasulullah SAW dapat menjadi suri tauladan, dimana masa remaja Beliau dilalui dengan perjuangan dan kerja keras diiringi dengan akhlaq yang terpuji. Hasilnya sangat luar biasa, Beliau menjadi seorang pemimpin yang sangat disegani sekaligus ditakuti oleh seluruh bangsa di dunia.

Memanglah tepat, masa remaja seharusnya tidaklah dihabiskan dengan hura-hura dan mengikuti nafsu duniawi namun digunakan untuk menempa kemampuan diri dan pribadinya sebagai bekal hidup di hari kemudian. Contohnya menjadi Remaja Masjid dan mengisi malam minggu dengan mengikuti majlis agar dapat lebih bermanfaat lagi.

Masa muda adalah emas dimana masa-masa banyak impian, cita cita, keinginan dan harapan untuk diwujudkan. Jika masa remaja sudah dihabiskan dengan waktu yang sia-sia seperti berfoya-foya di malam Minggu dan menimbulkan banyak mudharat, maka hal demikian adalah perbuatan yang sia-sia. Kelak akan merasakan terlunta-lunta bukan hanya di dunia bahkan di akherat.

Sumber: Disadur dari berbagai sumber