Jangan Ikuti Orang yang Merasa Besar dan Sombong

 
Jangan Ikuti Orang yang Merasa Besar dan Sombong
Sumber Gambar: Ilustrasi (foto ist)

Laduni.ID, Jakarta - "Tanda-tanda runtuhnya amal saleh adalah penyakit sombong, ialah ketika beramal ia nya memandang orang lain, dengan pandangan mencaci, memandang buruk." Al-Habib Ali Zainal Abidin bin Abdurrahman Al-Jufri atau Al-Habib Ali Al-Jufri

Maka, janganlah kita mengambil sesuatu dari orang-orang yang mudah mencaci maki, merendahkan orang lain, meskipun ia seorang yang dipandang berilmu, punya jabatan atau nasab yang baik. Karena kebiasaan dakwah seperti itu, bukan dakwah yang meniru Kanjeng Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam, bahkan cara-cara kasar seperti itu tidak boleh dinisbatkan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wasallam karena Rasulullah tiada pernah mencaci maki dan merendahkan orang lain. Sebab, sikap-sikap ini bagian dari kesombongan.

Sedangkan sikap sombong, sangat tidak disukai Allah subhanahu wa ta'ala. Sebagaimana tertulis dalam firman-Nyab:

لَا جَرَمَ اَنَّ اللّٰهَ يَعۡلَمُ مَا يُسِرُّوۡنَ وَمَا يُعۡلِنُوۡنَ‌ؕ اِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الۡمُسۡتَكۡبِرِيۡنَ‏

Artinya: “Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang menyombongkan diri.” (QS. An Nahl : 23).

Ikutilah Orang Yang Tawadhu'

Maka, carilah orang-orang yang berilmu memiliki sikap tawadhu' dan rendah diri, karena ketawadhuan adalah sifat kebalikan dari kesombongan dan keangkuhan, menghormati orang lain meskipun berbeda dan memandang setiap manusia dengan pandangan Rohmah.

Kebalikan dari sikap sombong adalah sikap tawadhu’ (rendah hati). Sikap inilah yang merupakan sikap terpuji, yang merupakan salah satu sifat ‘ibaadur Rahman yang Allah subhanahu wa ta'ala terangkan dalam firman-Nya :

وَعِبَادُ الرَّحْمَنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

“Hamba-hamba Tuhan Yang Maha Pengasih adalah orang-orang yang berjalan di atas muka bumi dengan rendah hati (tawadhu’) dan apabila orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (QS. Al Furqaan : 63)

Diriwayatkan dari Iyadh bin Himar Al-Mujasyi'i radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda :

وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

Artinya: ‘Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap rendah hati hingga tidak seorang pun yang bangga atas yang lain dan tidak ada yang berbuat aniaya terhadap yang lain” (HR. Imam Muslim rahimahullah).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda juga bersabda :

 وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللَّهُ.

Artinya: “Dan tidak ada orang yang tawadhu (merendahkan diri) karena Allah, melainkan Allah akan mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim no. 2588).

Kesombongan Paling Buruk

Orang yang merasa besar dirinya, meskipun seringkali bertakbir, diiringi dengan kata-kata caci maki, kasar dan merendahkan orang lain serta merasa paling benar, maka itulah kesombongan yang paling buruk.

Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Utsman bin Qaimaz bin Abdullah adz-Dzahabi al-Fariqi Asy-Syafi'i atau Al-Imam Adz-Dzahabi rahimahullah (5 Oktober 1274 M - 3 Februari 1348 M, Damaskus, Suriah) berkata :

“Kesombongan yang paling buruk adalah orang yang menyombongkan diri di hadapan manusia dengan ilmunya, merasa dirinya besar dengan kemuliaan yang dia miliki. Bagi orang tersebut tidak  bermanfaat ilmunya untuk dirinya. Barangsiapa yang menuntut ilmu demi akhirat, maka ilmunya itu akan menimbulkan hati yang khusyuk serta jiwa yang tenang. Dia akan terus mengawasi dirinya dan tidak bosan untuk terus memperhatikannya, bahkan setiap saat dia selalu introspeksi dan meluruskannya. Apabila dia lalai dari hal itu, dia akan menyimpang dari jalan yang lurus dan akan binasa. Barangsiapa yang menuntut ilmu untuk membanggakan diri dan meraih kedudukan, memandang remeh kaum muslimin yang lainnya serta membodoh-bodohi dan merendahkan mereka, maka hal ini merupakan kesombongan yang paling besar. Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan walaupun hanya sebesar dzarrah (biji sawi).  Laa haula wa laa quwwata illaa billah.”

Jangan Ikut Merugi

Jika ada orang, sekelompok orang, golongan atau organisasi yang menampilkan cara-cara kesombongan seperti itu, maka jangan diikuti karena kita akan langsung atau tidak langsung bisa terpengaruh keburukan-keburukan tersebut, dan alangkah ruginya jika sikap-sikap yang buruk tersebut dianggap sebagai manhaj dakwah yang benar diatas Islam .. Astaghfirullahal adhiim.

Doa

Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam mengajarkan kita suatu doa agar kita memiliki sikap tawadhu',

اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مِسْكِينًا، وَأَمِتْنِي مِسْكِينًا، وَاحْشُرْنِي فِي زُمْرَةِ الْمَسَاكِينِ

"Ya Allah, hidupkanlah aku dalam keadaan khusyu dan tawadhu dan matikanlah aku dalam keadaan khusyu dan tawadhu dan kumpulkanlah aku dalam rombongan orang-orang khusyu dan tawadhu."

Hadts ini diriwayatkan melalui empat jalur shahabat :

1. Abu Sa’id Al-Khudriy radliyallaahu ‘anhu.

Diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Ibnu Maajah, Imam ‘Abdullah bin Humaid, Imam Ath-Thabaraani, Imam Al-Khathib Al-Baghdadi, Imam Ibnul-Jauzi, Imam Ahmad bin Ishaq Al-Abraquhi, Imam Ar-Rafi’i, Imam Ahmad bin Muhammad Al-Hanafi dan Imam Adz-Dzahabi rahimahumullah, semuanya dari jalan sanad Yaziid bin Sinaan, dari Abul Mubaarak, dari ‘Athaa’ bin Abi Rabbah, dari Abu Sa'id Al-Khudri radliyallahu ‘anhu secara marfu’.

Ada juga doa lainnya sebagai berikut :

اَللَّهُمَّ اعْصِمْنَا مِنْ شَرِّ اْلفِتَنِ، وَعَافِنَا مِنْ جَمِيْعِ اْلبَلَايَا وَاْلمِحَنِ، وَأَصْلِحْ مِنَّا مَا ظَهَرَ وَمَا بَطَنَ، وَنَقِّ قُلُوْبَنَا مِنَ اْلغِلِّ وَاْلحِقْدِ وَاْلحَسَدِ، وَلاَ تَجْعَلْ عَلَيْنَا تَبِعَةً لَأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ يَا اَرْحَمَ اْلرَّاحِمِيْنَ.

"Ya Allah, jagalah kami dari kejahatan segala fitnah, selamatkanlah kami dari segala bencana dan cobaan, perbaikilah dari kami apa yang lahir dan yang batin, bersihkanlah hati kami dari iri serta dengki. Dan jangan jadikan kami  pengikut salah satu dari makhluk-Mu, wahai Zat yang Paling Penyayang di antara semua penyayang."

اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُبِكَ مِنْ كُلِّ عَمَلٍ يُخْزِينِي. وَأَعُوذُبِكَ مِنْ كُلِّ صَاحِبٍ يُؤْدِينِي. وَأَعُوذُبِكَ مِنْ كُلِّ أَمَلٍ يُلْهِينِي. وَأَعُوذُبِكَ مِنْ كُلِّ فَقْرِيُنْسِينِي. وَأَعُوذُبِكَ مِنْ كُلِّ غِنًى يُطْغِينِي.

"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan Engkau dari tiap-tiap perbuatan yang menjatuhkan nama baiknya. Dan aku berlindung dengan Engkau dari tiap-tiap teman yang menganggapnya begitu. Dan aku berlindung dengan Engkau dari tiap-tiap cita-cita yang menjadikan lupa daratan. Dan aku berlindung dengan Engkau dan tiap-tiap kekurangan yang menggelapkan mata dan aku berlindung dengan Engkau dari tiap-tiap kemewahan yang lupa pada keadilan."

Jika kita dihadapkan atau berhadapan dengan orang sombong, atau ada orang yang menyombongi kita, dan tidak ingin menanggapi tantangannya, bacalah doa berikut ini :

“وَعِبَادُ الرَّحْمَٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا

"Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan". (QS. Al Furqaan : 63) Wallahu A'lam. Semoga bermanfaat !


Source by Al-Faqir Ahmad Zaini Alawi Khodim Jama’ah Sarinyala Kabupaten Gresik