DONASI untuk pengembangan profil pesantren 1.820, kitab 700, makam 634, biografi Ulama 2.577 dan silsilah, tuntunan ibadah, Al-Qur'an dan Hadis serta asbabulnya, weton, assessment kepribadian, fitur komunitas media sosial.
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, agar Allah merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, supaya mereka kembali.” (QS. Ar-Rum: 41)
“Barang siapa mengerjakan amal sholeh, baik laki-laki maupun perempuan, dalam keadaan beriman, sungguh Kami akan memberinya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl: 97)
“Sesungguhnya orang-orang yang bersabar, ganjaran bagi mereka adalah tanpa hisab (tak terhingga).” (QS. Az Zumar: 10)
Nabi Muhammad SAW mengajarkan umatnya untuk selalu berdoa kepada Allah SWT dalam segala urusan, terutama ketika menghadapi musibah atau kesulitan.
Dalam rangka mewujudkan maḥabbah (cinta) kepada Allah di antara ciptaan-Nya, maka hal itu berarti bahwa seseorang harus juga mencintai lingkungan hidup sebagai perwujudan kecintaannya kepada Allah.
Kini, hampir seabad kemudian, Sumatra kembali berduka. Bukan karena gempa, tapi karena banjir bandang yang menggenangi rumah, jalan, dan kehidupan. Saat kita melihat gambar-gambar air bah yang membanjiri permukiman, mungkin kita bertanya, apa yang bisa kita pelajari dari sejarah?
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menerbitkan Buku Saku “Tanggap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana” yang dapat diunduh secara gratis.
Krisis lingkungan yang kian hari semakin memburuk keadaannya, tidaklah mampu di atasi hanya dengan teknologi dan sains bahkan hukum sekuler. Dari sinilah pada dasarnya manusia membutuhkan peran yang sangat berpengaruh, yaitu menggunakan agama dalam mengatasi hal tersebut.
Dalam konteks inilah kemaslahatan tidak lagi berdiri untuk kepentingan individu semata, tetapi juga merangkul kepentingan kelompok, lembaga, dan pihak-pihak yang mengelola hajat hidup masyarakat banyak.
Bermusyawarah adalah upaya meraih madu itu di manapun ia ditemukan, atau dengan kata lain, pendapat siapapun yang dinilai benar tanpa mempertimbangkan siapa yang menyampaikannya. Atau dalam pribahasa, "Jika yang keluar dari dubur ayam adalah telur, maka ambillah!"