Menamakan Kas Masjid Sebagai Baitul Mal Menurut Syara'

 
Menamakan Kas Masjid Sebagai Baitul Mal Menurut Syara'

Kas Mesjid Dinamakan Baitul Mal

Pertanyaan :

Bolehkah kas mesjid yang didirikan oleh Departemen Agama itu dinamakan Baitul Mal yang teratur menurut syara’, sehingga bisa mempunyai hukum seperti hukumnya Baitul Mal?.

Jawab :

Kas mesjid tidak bisa dinamakan Baitul Maal yang teratur menurut syara’, sebab kas tersebut hanya khusus untuk mesjid. Dan Baitul Maal yang teratur memang tidak akan dijumpai sampai turunnya Nabi Isa As.

Keterangan, dari kitab:

  1. Syarah al-Rahabiyah [1]

لِأَنَّ بَيْتِ الْمَالِ وَإِنْ كَانَ سَبَبًا رَابِعًا عَلَى الْأَصَحِّ فِي أَصْلِ مَذْهَبِنَا قَدْ أَطْبَقَ الْمُتَأَخِّرُونَ عَلَى اشْتِرَاطِ انْتِظَامِ بَيْتِ الْمَالِ  نَقَلَهُ ابْنُ سُرَاقَةَ وَهُوَ مِنَ الْمُتَقَدِّمِينَ عَنْ عُلَمَاءِ الْأَمْصَارِ وَقَدْ أَيسْنَا مِنِ انْتِظَامِهِ إِلَى أَنْ يَنْزِلَ عِيسَى عَلَيْهِ السَّلَامِ

Sebab baitul mal, meskipun merupakan sebab keempat -yang berhak menerima waris, yang selainnya adalah hubungan keturunan, pernikahan dan pemerdekaan budak-, menurut pendapat al-Ashhah dalam dasar madzhab kita -Syafi’iyyah-, namun para ulama muta’akhkhirun sepakat atas syarat profesionalitas baitul mal. Pendapat itu pernah dikutip -pula- oleh Ibn Suraqah, salah seorang ulama mutaqaddimin, dari ulama berbagai penjuru. Padahal kita telah putus asa atas profesionalitas baitul mal sampai Nabi Isa As. turun.

[1] Muhammad bin Muhammad Sabth al-Maradini, Syarah al-Rahabiyah fi ‘Ilmi al-Faraidh, (Damaskus: Dar al-Qalam, 2004), Cet. 11, h. 33.

Sumber: Ahkamul Fuqaha no. 280 KEPUTUSAN MUKTAMAR NAHDLATUL ULAMA KE-20 Di Surabaya Pada Tanggal 10 - 15 Muharram 1374 H. / 8 - 13 September 1954 M.