Viral Tokoh Politik Operasi Plastik, Bagaimana Hukumnya menurut Ulama?

 
Viral Tokoh Politik Operasi Plastik, Bagaimana Hukumnya menurut Ulama?

Saat ini sedang viral tentang kasus tokoh politik, Ratna Sarumpaet, yang mengaku telah membuat hoaks yang mengegerkan negeri. Karena sebagai ketua pemenangan salah satu pasangan calon presiden, telah menyebabkan pasangan calon presiden tersebut menggelar konferensi pers keprihatinan atas kasus Ratna Sarumpaet yang awalnya mengaku dikeroyok banyak orang. Sehingga menimbulkan keresahan di tengah kepiluan bangsa karena korban gempa besar di Palu dan Donggala.

Sebenarnya, bagaimana sih sebetulnya Hukum Operasi Plastik itu? Simak penjelasan berikut.

Para ulama, seperti Imam Nawawi memerinci berkenaan dengan hukum merubah ciptaan Allah, apakah dengan tato, atau hingga cara terbaru di masa kini dengan operasi plastik. Jika hal tersebut dilakukan karena faktor yang dibenarkan secara medis, misalnya ada penyakit di kulit dan harus dihilangkan karena akan menjalar ke organ lain, maka dibolehkan. Namun jika semata hanya ingin terlihat lebih cantik dari keadaan yang semula maka inilah yang dilarang berdasarkan ayat dan hadis berikut:

وَلَأُضِلَّنَّهُمْ وَلَأُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ آذَانَ الْأَنْعَامِ وَلَآمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللَّهِ ۚ

Syetan berkata: "dan aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya..." (An-Nisā': 119)

Dari hadis larang melukis tubuh dengan tato, Imam An-Nawawi menjelaskan sebagai berikut:

ﺃﻣﺎ اﻟﻮاﺷﻤﺔ ﺑﺎﻟﺸﻴﻦ اﻟﻤﻌﺠﻤﺔ ﻓﻔﺎﻋﻠﺔ اﻟﻮﺷﻢ ﻭﻫﻲ ﺃﻥ ﺗﻐﺮﺯ ﺇﺑﺮﺓ ﺃﻭ ﻣﺴﻠﺔ ﺃﻭ ﻧﺤﻮﻫﻤﺎ ﻓﻲ ﻇﻬﺮ اﻟﻜﻒ ﺃﻭ اﻟﻤﻌﺼﻢ ﺃﻭ اﻟﺸﻔﺔ ﺃﻭ ﻏﻴﺮ ﺫﻟﻚ ﻣﻦ ﺑﺪﻥ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﺣﺘﻰ ﻳﺴﻴﻞ اﻟﺪﻡ ﺛﻢ ﺗﺤﺸﻮ ﺫﻟﻚ اﻟﻤﻮﺿﻊ ﺑﺎﻟﻜﺤﻞ ﺃﻭ اﻟﻨﻮﺭﺓ ﻓﻴﺨﻀﺮ ﻭﻗﺪ ﻳﻔﻌﻞ ﺫﻟﻚ ﺑﺪاﺭاﺕ ﻭﻧﻘﻮﺵ ﻭﻗﺪ ﺗﻜﺜﺮﻩ ﻭﻗﺪ ﺗﻘﻠﻠﻪ ﻭﻓﺎﻋﻠﺔ ﻫﺬا ﻭاﺷﻤﺔ ﻭﻗﺪ ﻭﺷﻤﺖ ﺗﺸﻢ ﻭﺷﻤﺎ ﻭاﻟﻤﻔﻌﻮﻝ ﺑﻬﺎ ﻣﻮﺷﻮﻣﺔ ﻓﺈﻥ ﻃﻠﺒﺖ ﻓﻌﻞ ﺫﻟﻚ ﺑﻬﺎ ﻓﻬﻲ ﻣﺴﺘﻮﺷﻤﺔ ﻭﻫﻮ ﺣﺮاﻡ ﻋﻠﻰ اﻟﻔﺎﻋﻠﺔ ﻭاﻟﻤﻔﻌﻮﻝ ﺑﻬﺎ ﺑﺎﺧﺘﻴﺎﺭﻫﺎ ﻭاﻟﻄﺎﻟﺒﺔ ﻟﻪ ﻭﻗﺪ ﻳﻔﻌﻞ ﺑﺎﻟﺒﻨﺖ ﻭﻫﻲ ﻃﻔﻠﺔ ﻓﺘﺄﺛﻢ اﻟﻔﺎﻋﻠﺔ ﻭﻻﺗﺄﺛﻢ اﻟﺒﻨﺖ ﻟﻌﺪﻡ ﺗﻜﻠﻴﻔﻬﺎ ﺣﻴﻨﺌﺬ ﻗﺎﻝ ﺃﺻﺤﺎﺑﻨﺎ ﻫﺬا اﻟﻤﻮﺿﻊ اﻟﺬﻱ ﻭﺷﻢ ﻳﺼﻴﺮ ﻧﺠﺴﺎ ﻓﺈﻥ ﺃﻣﻜﻦ ﺇﺯاﻟﺘﻪ ﺑﺎﻟﻌﻼﺝ ﻭﺟﺒﺖ ﺇﺯاﻟﺘﻪ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﻤﻜﻦ اﻻﺑﺎﻟﺠﺮﺡ ﻓﺈﻥ ﺧﺎﻑ ﻣﻨﻪ اﻟﺘﻠﻒ ﺃﻭ ﻓﻮاﺕ ﻋﻀﻮ ﺃﻭﻣﻨﻔﻌﺔ ﻋﻀﻮ ﺃﻭ ﺷﻴﺌﺎ ﻓﺎﺣﺸﺎ ﻓﻲ ﻋﻀﻮ ﻇﺎﻫﺮ ﻟﻢ ﺗﺠﺐ ﺇﺯاﻟﺘﻪ ﻓﺈﺫا ﺑﺎﻥ ﻟﻢ ﻳﺒﻖ ﻋﻠﻴﻪ ﺇﺛﻢ ﻭﺇﻥ ﻟﻢ ﻳﺨﻒ ﺷﻴﺌﺎ ﻣﻦ ﺫﻟﻚ ﻭﻧﺤﻮﻩ ﻟﺰﻣﻪ ﺇﺯاﻟﺘﻪ ﻭﻳﻌﺼﻲ ﺑﺘﺄﺧﻴﺮﻩ ﻭﺳﻮاء ﻓﻲ ﻫﺬا ﻛﻠﻪ اﻟﺮﺟﻞ ﻭاﻟﻤﺮﺃﺓ ﻭاﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ ﻭﺃﻣﺎ اﻟﻨﺎﻣﺼﺔ ﺑﺎﻟﺼﺎﺩ اﻟﻤﻬﻤﻠﺔ ﻓﻬﻲ اﻟﺘﻲ ﺗﺰﻳﻞ اﻟﺸﻌﺮ ﻣﻦ اﻟﻮﺟﻪ ﻭاﻟﻤﺘﻨﻤﺼﺔ اﻟﺘﻲ ﺗﻄﻠﺐ ﻓﻌﻞ ﺫﻟﻚ ﺑﻬﺎ ﻭﻫﺬا اﻟﻔﻌﻞ ﺣﺮاﻡ اﻻاﺫا ﻧﺒﺘﺖ ﻟﻠﻤﺮﺃﺓ ﻟﺤﻴﺔ ﺃﻭ ﺷﻮاﺭﺏ ﻓﻼﺗﺤﺮﻡ ﺇﺯاﻟﺘﻬﺎ ﺑﻞ ﻳﺴﺘﺤﺐ ﻋﻨﺪﻧﺎ ﻭﻗﺎﻝ ﺑﻦ ﺟﺮﻳﺮ ﻻﻳﺠﻮﺯ ﺣﻠﻖ ﻟﺤﻴﺘﻬﺎ ﻭﻻ ﻋﻨﻔﻘﺘﻬﺎ ﻭﻻﺷﺎﺭﺑﻬﺎ ﻭﻻ ﺗﻐﻴﻴﺮ ﺷﻲء ﻣﻦ ﺧﻠﻘﺘﻬﺎ ﺑﺰﻳﺎﺩﺓ ﻭﻻﻧﻘﺺ ﻭﻣﺬﻫﺒﻨﺎ ﻣﺎ ﻗﺪﻣﻨﺎﻩ ﻣﻦ اﺳﺘﺤﺒﺎﺏ ﺇﺯاﻟﺔ اﻟﻠﺤﻴﺔ ﻭاﻟﺸﺎﺭﺏ ﻭاﻟﻌﻨﻔﻘﺔ ﻭﺃﻥ اﻟﻨﻬﻲ ﺇﻧﻤﺎ ﻫﻮ ﻓﻲ اﻟﺤﻮاﺟﺐ ﻭﻣﺎ ﻓﻲ ﺃﻃﺮاﻑ اﻟﻮﺟﻪ ﻭﺭﻭاﻩ ﺑﻌﻀﻬﻢ اﻟﻤﻨﺘﻤﺼﺔ ﺑﺘﻘﺪﻳﻢ اﻟﻨﻮﻥ ﻭاﻟﻤﺸﻬﻮﺭ ﺗﺄﺧﻴﺮﻫﺎ ﻭﻳﻘﺎﻝ ﻟﻠﻤﻨﻘﺎﺵ ﻣﻨﻤﺎﺹ ﺑﻜﺴﺮ اﻟﻤﻴﻢ ﻭﺃﻣﺎ اﻟﻤﺘﻔﻠﺠﺎﺕ ﺑﺎﻟﻔﺎء ﻭاﻟﺠﻴﻢ ﻭاﻟﻤﺮاﺩ ﻣﻔﻠﺠﺎﺕ اﻷﺳﻨﺎﻥ ﺑﺄﻥ ﺗﺒﺮﺩ ﻣﺎ ﺑﻴﻦ ﺃﺳﻨﺎﻧﻬﺎ اﻟﺜﻨﺎﻳﺎ ﻭاﻟﺮﺑﺎﻋﻴﺎﺕ ﻭﻫﻮ ﻣﻦ اﻟﻔﻠﺞ ﺑﻔﺘﺢ اﻟﻔﺎء ﻭاﻟﻻﻡ ﻭﻫﻲ ﻓﺮﺟﺔ ﺑﻴﻦ اﻟﺜﻨﺎﻳﺎ ﻭاﻟﺮﺑﺎﻋﻴﺎﺕ ﻭﺗﻔﻌﻞ ﺫﻟﻚ اﻟﻌﺠﻮﺯ ﻭﻣﻦ ﻗﺎﺭﺑﺘﻬﺎ ﻓﻲ اﻟﺴﻦ ﺇﻇﻬﺎﺭا ﻟﻠﺼﻐﺮ ﻭﺣﺴﻦ اﻷﺳﻨﺎﻥ ﻷﻥ ﻫﺬﻩ اﻟﻔﺮﺟﺔ اﻟﻠﻄﻴﻔﺔ ﺑﻴﻦ اﻷﺳﻨﺎﻥ ﺗﻜﻮﻥ ﻟﻠﺒﻨﺎﺕ اﻟﺼﻐﺎﺭ ﻓﺈﺫا ﻋﺠﺰﺕ اﻟﻤﺮﺃﺓ ﻛﺒﺮﺕ ﺳﻨﻬﺎ ﻭﺗﻮﺣﺸﺖ ﻓﺘﺒﺮﺩﻫﺎ ﺑﺎﻟﻤﺒﺮﺩ ﻟﺘﺼﻴﺮ ﻟﻄﻴﻔﺔ ﺣﺴﻨﺔ اﻟﻤﻨﻈﺮ ﻭﺗﻮﻫﻢ ﻛﻮﻧﻬﺎ ﺻﻐﻴﺮﺓ ﻭﻳﻘﺎﻝ ﻟﻪ ﺃﻳﻀﺎ اﻟﻮﺷﺮ ﻭﻣﻨﻪ ﻟﻌﻦ اﻟﻮاﺷﺮﺓ ﻭاﻟﻤﺴﺘﻮﺷﺮﺓ ﻭﻫﺬا اﻟﻔﻌﻞ ﺣﺮاﻡ ﻋﻠﻰ اﻟﻔﺎﻋﻠﺔ ﻭاﻟﻤﻔﻌﻮﻝ ﺑﻬﺎ ﻟﻬﺬﻩ اﻷﺣﺎﺩﻳﺚ ﻭﻷﻧﻪ ﺗﻐﻴﻴﺮ ﻟﺨﻠﻖ اﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻭﻷﻧﻪ ﺗﺰﻭﻳﺮ ﻭﻷﻧﻪ ﺗﺪﻟﻴﺲ ﻭﺃﻣﺎ ﻗﻮﻟﻪ اﻟﻤﺘﻔﻠﺠﺎﺕ ﻟﻠﺤﺴﻦ ﻓﻤﻌﻨﺎﻩ ﻳﻔﻌﻠﻦ ﺫﻟﻚ ﻃﻠﺒﺎ ﻟﻠﺤﺴﻦ ﻭﻓﻴﻪ ﺇﺷﺎﺭﺓ ﺇﻟﻰ ﺃﻥ اﻟﺤﺮاﻡ ﻫﻮ اﻟﻤﻔﻌﻮﻝ ﻟﻄﻠﺐ اﻟﺤﺴﻦ ﺃﻣﺎ ﻟﻮاﺣﺘﺎﺟﺖ ﺇﻟﻴﻪ ﻟﻌﻼﺝ ﺃﻭ ﻋﻴﺐ ﻓﻲ اﻟﺴﻦ ﻭﻧﺤﻮﻩ ﻓﻼﺑﺄﺱ ﻭاﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ

"Al-Wasyimah" adalah wanita yang mentato. Yaitu melukis punggung telapak tangan, pergelangan tangan, bibir atau anggota tubuh lainnya dengan jarum atau sejenisnya hingga mengeluarkan darah lalu dibubuhi dengan tinta untuk diwarnai. Perbuatan tersebut haram hukumnya bagi yang mentato ataupun yang minta ditatokan. Sementara an-naamishah adalah wanita yang menghilangkan atau mencukur bulu wajah. Adapun al-mutanammishah adalah wanita yang meminta dicukurkan. Perbuatan ini juga haram hukumnya, kecuali jika tumbuh jenggot atau kumis pada wajah wanita tersebut, dalam kasus ini ia boleh mencukurnya. Sementara al-mutafallijat adalah wanita yang menjarangkan giginya, biasa dilakukan oleh wanita-wanita tua atau dewasa supaya kelihatan muda dan lebih indah. Karena jarak renggang antara gigi-gigi tersebut biasa terdapat pada gadis-gadis kecil. Apabila seorang wanita sudah beranjak tua giginya akan membesar, sehingga ia menggunakan kikir untuk mengecilkan bentuk giginya supaya lebih indah dan agar kelihatan masih muda.


Perbuatan tersebut jelas haram hukumnya baik yang mengikir ataupun yang dikikirkan giginya berdasarkan hadits tersebut di atas. Dan tindakan itu juga termasuk merubah ciptaan Allah, pemalsuan dan penipuan. Adapun sabda nabi: "Yang mengikir giginya supaya kelihatan cantik" maknanya adalah yang melakukan hal itu untuk mempercantik diri. Sabda nabi tersebut secara implisit menunjukkan bahwa yang diharamkan adalah yang meminta hal itu dilakukan atas dirinya dengan tujuan untuk mempercantik diri. Adapun bila hal itu perlu dilakukan untuk tujuan pengobatan atau karena cacat pada gigi atau sejenisnya maka hal itu dibolehkan, wallahu a'lam. (Syarh Shahih Muslim karangan Imam An-Nawawi XIII/107).

 

Ustadz Ma'ruf Khozin
Direktur Aswaja NU Center Jawa Timur