Catatan Sejarah: Zakat Sebagai Simbolisasi Keharmonisan Hubungan Horizontal Antar Sesama Manusia

 
Catatan Sejarah: Zakat Sebagai Simbolisasi Keharmonisan Hubungan Horizontal Antar Sesama Manusia
Sumber Gambar: Pinterest, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Panggung sejarah umat manusia tidak lepas dari cerita tentang kemiskinan. Negeri-negeri yang terkenal berperadaban tinggi masih juga menyisakan sebingkai potret kemiskinan di pojok peradabannya. Di masa lampau, Mesir adalah wilayah yang sangat subur. Letak geografis Mesir yang dilintasi sungai Nil menjadi faktor utama kesuburan tersebut. Beragam tumbuhan dan pepohonan memberikan hasil yang melimpah bagi penduduk yang hidup di negeri Paraoh ini. Namun jumlah masyarakat miskin di Mesir masih banyak. Kondisi mereka cukup memprihatinkan. Golongan orang kaya menjarah hampir semua sumber-sumber kehidupan.

Yusuf Al-Qardawi dalam karyanya Fiqh Az-Zakah menjelaskan bahwa ketika kelaparan melanda Mesir pada masa Dinasti XII, orang-orang miskin menjual diri mereka kepada orang-orang kaya, rela menjadi budak demi mempertahankan hidup. Kerajaan Babilonia hampir sama dengan Mesir. Orang-orang miskin di Babilonia tidak bisa menikmati hasil-hasil negeri mereka karena harus disetorkan ke Persia. Keadaan miris yang serupa juga terjadi di zaman Yunani. Banyak raja-raja Yunani yang melakukan tindakan-tindakan irrasional, seperti menggiring orang-orang miskin ke tempat-tempat khusus, mencambuk tubuh mereka, menyiksa dan membantainya.

Namun, setiap generasi juga mencatat adanya golongan masyarakat yang prihatin dan peduli terhadap nasib orang miskin. Di lembah Eufrat-Tigris pada 4000 SM, hidup seorang tokoh bernama Hammurabi. Dialah orang pertama yang menyusun peraturan tertulis dan mengatakan bahwa Tuhan mengutus dirinya ke dunia ini untuk mencegah tindakan sewenang-wenang yang dilakukan oleh orang-orang kaya. Hammurabi membela kepentingan orang-orang lemah, membimbing manusia, serta berjuang menciptakan kemakmuran buat seluruh umat. Beribu- ribu tahun sebelum masehi, orang-orang Mesir Kuno merasa diri mereka menyandang tugas agama untuk menjadi penolong orang-orang miskin dan lemah.

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN