Sisihkan Waktu Mencium Si Buah Hati Bahkan Ini Termasuk Sunnah Nabi

 
Sisihkan Waktu Mencium Si Buah Hati Bahkan Ini Termasuk  Sunnah Nabi

LADUNI. HIKMAH-ALLAH SWT menganugerahkan kita anak sebagai amanah untuk kita orang tua. Tentunya kehadiran mereka selalu didambakan oleh dua insan yang mulai menjalani bahtera rumah tangga. Keberadaannya menjadi penyempurna kebahagiaan yang mulai tercipta. 

Namun yang belum diberikan amanah ini juga jangan berkecil hati, teruslah berdoa dan berusaha, Allah dan Rasul-Nya juga memberikan nilai plus bukan hanya kepada hasilnya namun proses dan jihad seseorang dalam meraih sebuah cita-cita dan keberhasilan, itu juga bernilai ibadah walaupun hingga kini Allah belum menitipkan amanah tersebut. Skenario Allah itu lebih indah dan tahu dengan apa yang kita rencanakan. Teruslah berjuang.

Orang tua yang mendengar tangisnya menjadikan gelisah hati ayah dan ibu.Senyuman dan tawanya menjadi pelipur hati kedua orang tuanya yang tengah berduka. Bahkan adanya dirinya menjadi penyejuk pandangan dan menimbulkan kegemasan bagi siapa saja yang memandangnya.

Syariat Islam telah menyebutkan bahwa anak yang belum baligh merupakan insan yang masih bersih dari dosa. Setiap tingkah laku yang dikerjakan anak sebenarnya adalah hasil dari “meniru” orang-orang dewasa yang ada di sekitarnya. Bisa jadi meniru orang tua, tetangga, atau mungkin kawan bermain dalam kesehariannya. Oleh karenanya, diangkatlah pena catatan amal atas diri-diri mereka.

Hal ini sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadist, Nabi SAW bersabda, “Pena diangkat dari tiga orang (malaikat tidak mencatat apa-apa dari tiga orang), yaitu: orang yang tidur hingga ia bangun, anak kecil hingga ia dewasa, dan orang gila hingga ia berakal normal atau sembuh.”(HR. Bukhari dan Muslim)

Berangkat dari diri anak yang masih suci pada asalnya, bagaimanakah seharusnya kita memperlakukan mereka? Bagaimana kita harus mendidik mereka agar menjadi generasi shalih yang memberikan kemaslahatan dunia dan agama? 

Hendaklah mari kita bercermin kepada sebaik-baik teladan dalam hal kasih sayang kepada anak-anak. Lihatlah bagaimana Rasulullah shalallahu ’alahi wa sallam memperlakukan mereka. Bahkan beliau menegaskan dalam sabdanya, “Bukan termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi anak kecil, menghormati orang yang tua, dan mengetahui kemuliaan orang-orang tua di antara kami. (Shahih Al-Jami’, no. 5444)

Ciuman Tanda Kasih Sayang

Menciumi sang anak merupakan salah satu bentuk tanda kasih sayang orangtua kepada anaknya. Ini sebagaimana diungkapkan dalam hadist dari Anas bin Malik ra berkata:, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah membawa putra beliau bernama Ibrahim, kemudian mengecup dan menciumnya.” (HR. Al-Bukhari)

Memperkuat argumen tersebut dalam sabda nabi yang lain juga disebutkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan, “Pada suatu hari beberapa orang Arab badui datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan bertanya, ‘Apakah kamu mencium anak-anak kecilmu?’ Beliau menjawab, ‘Ya.’ Lalu mereka berkata lagi, ‘Akan tetapi, demi Allah, kami belum pernah memeluknya.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu bersabda, ‘Aku tidak dapat berbuat apa-apa jika Allah telah mencabut rasa kasih sayang dari hati kamu sekalian.’”(HR. Muslim)

Mencium anak kecil adalah sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika hal itu dikerjakan dengan ikhlas maka akan membuahkan pahala karena meneladani sunnah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Perhatikanlah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegur tindakan orang-orang Arab Badui yang belum pernah mencium anak-anak mereka. Bahkan beliau berlepas diri dari mereka karena tindakan mereka menandakan dicabutnya kasih sayang kepada anak dari hati-hati mereka.

Kita sebagai orangtua tentunya sangat mendambakan kebahagiaan untuk mereka dengan mencurahkan segenap kemampuan dan kasih sayang termasuk menciumi sang buah hati maupun anak-anak yang masih kecil, bahkan ini sunnah Rasulullah SAW, ini sebagaimana diungkapkan dalam sebuah hadist berbunyi :"Kamu mencium anak cucumu karena imbalan dari setiap ciuman adalah surga." (HR Bukhari) 


Lantas, anggota mana saja yang seharusnya perlu dicium orang tua dalam setiap kesempatan, diantaranya : Pertama, Ubun-Ubun. Kita yang menciuminya di ubun-ubun menunjukkan kebanggaan orang tua terhadap anak sambil didoakan agar menjadi anak shaleh atau shalehah. Kedua, Dahi. Menciumi dan mencimbunya di dahi ini menandakan orang tua Ridhola atas keberadaan anak. Rasulullah SAW sendiri mencium Fatimah radhiallahu anha di dahinya.


Ketiga, Kedua Pipi. Kita orang tua selain ditempat yang telah disebutkan diatas menciuminya,  

hendaklah sambil mengucap Masya Allah juga menciuminya di kedua pipi, ini tentunya semoga sebagai bentuk tanda shauq (perasaan sayang dan rindu) orang tua terhadap anak. 


Keempat, tangan anak. Selanjutnya menciumi juga ditangan si anak, ini sebagai bukti tanda Mawaddah wa hub (kasih sayang) sambil mengucap Barokallah sebagaimana Rasulullah SAW juga selalu mencium tangan putri tercinta : Fatimah ra. 


Beranjak dari kupasan di atas, tentunya ciuman yang tulus dari orang tua kepada anak akan membuahkan rasa aman dan merasa disayangi. Dengan demikian ikatan hati antara orang tua dan anak pun akan semakin kuat. Anak juga akan memberikan timbal balik rasa sayang sebagaimana rasa sayang orang tuanya kepada dirinya. 

Bukankah Meneladani ini dalam kehidupan sehari juga bagian dari menghidupkan sunnah nabi dan berpahala kita yang melakoninya. Masihkah orangtua ego dan malas serta enggan melakukannya? Sudah berapa kalikah kita menyanyangi dan menciumi si buah hati? 

Seribu alasan dengan dalih kesibukan dan tidak ada waktu kita abaikan dan pupuskan kasih sayang dan menciumi sang anak? Jawaban ada dalam pemilik hati dan kasih sayang. Pasti qalbu tidak akan mengingkari sahibnya. 

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Literasi asal Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga. Dikutip dari berbagai sumber