Tragis, Warga Venezuela Tinggalkan Negaranya karena Masalah Ini

 
Tragis, Warga Venezuela Tinggalkan Negaranya karena Masalah Ini

LADUNI.ID, Jakarta - Sebuah kondisi tragis kini melanda warga Venezuela. Sejak krisis ekonomi menimpa negara di Amerika Selatan itu, kondisi dan situasi di sana kian hari kian memburuk. Harga kebutuhan pokok melonjak naik, barang sehari-hari makin langka, fasilitas umum banyak yang tutup. Akibatnya, jutaan warga Venezuela berbondong-bondong meninggalkan negaranya. Bukan dengan naik kendaraan atau transportasi umum, tapi kebanyakan mereka jalan kaki.

Apa yang terjadi dengan Venezuela tentu menjadi PR buat negara-negara di sekitarnya, karena imigran Venezuela ini memaksa masuk demi kehidupan lebih baik. Berdasarkan laporan PBB, sepanjang 2019 diperkirakan akan ada lebih banyak lagi pengungsi dari Venezuela. Bagaimana nasib mereka nantinya?

Seperti dilansir dari laman Hipwee, krisis Venezuela merupakan buah dari sistem pemerintahan Hugo Chavez yang mengandalkan kekayaan minyaknya sepenuhnya. Akibatnya, ketika harga minyak dunia anjlok, mereka langsung ‘jatuh miskin’.

Dahulu, Venezuela ini termasuk negara yang kaya minyak. Sebab, sumber daya minyaknya yang melimpah ini, mantan presiden Hugo Chavez –menjabat 1999-2003– mengambil keuntungan dengan mengekspornya. Hasilnya ini dipakai buat membangun sarana-prasarana umum dan meningkatkan taraf hidup warganya. Rakyat memang hidup makmur, tapi karena terlalu bergantung sama minyak, saat harga minyak dunia anjlok pada 2014, negara ini malah jadi mendadak miskin. Inflasi pun tidak bisa dihindari.

Ditambah lagi, waktu itu pemerintah langsung menetapkan sendiri harga kebutuhan pokok, tujuannya agar terjangkau rakyat miskin. Akan tetapi, hal tersebut malah bikin perusahaan-perusahaan swasta banyak yang bangkrut, karena tidak bisa dapat laba.

Selanjutnya, waktu lagi anjlok-anjloknya, pemerintah malah mencetak banyak uang kertas. Uang di sana jadi tidak berharga. Tujuannya mungkin biar tidak kekurangan uang, tapi justru keputusan mencetak uang banyak-banyak itu menyebabkan hiperinflasi parah. Mata uang Venezuela menjadi tidak berharga. Parahnya, buat beli segulung tissue aja mereka harus mengeluarkan segepok uang kertas.

Oleh karena barang kebutuhan makin langka, banyak yang memilih untuk makan daging busuk demi bertahan hidup. Mereka sudah tidak berpikir betapa jijiknya itu, padahal daging itu juga diperoleh dari hasil mengais-ngais sampah!

Sementara itu, kebutuhan dasar lain seperti layanan kesehatan juga menjadi semakin langka karena rumah sakit-rumah sakit di sana tidak lagi bisa menyediakan obat. Bahkan sebagaimana dilaporkan Reuters, banyak ibu-ibu hamil di Venezuela harus ke negara lain seperti Brazil untuk melahirkan.

Suramnya masa depan di Venezuela, akhirnya menyebabkan jutaan penduduknya memilih angkat kaki dari sana. Karena akses kendaraan sulit, banyak orang bahkan rela berjalan kaki.

Hingga saat ini, setidaknya sudah ada 3 jutaan penduduk Venezuela yang dilaporkan ‘minggat’ dari negaranya. Mereka lelah hidup tanpa masa depan. Yang mereka inginkan cuma kehidupan baru yang lebih baik.

Berdasarkan rilis yang dikutip dari BBC, mayoritas warga Venezuela mengungsi ke negara Amerika Selatan lain, seperti Kolombia, Ekuador, Peru, dan sekitarnya. Ada juga yang berusaha membobol pertahanan Amerika Serikat.

Seorang ahli migrasi di Universitas Simón Bolívar in Caracas, Claudia Vargas Ribas mengungkapkan fakta pahit yang ikut dirasakan negara-negara tujuan imigran Venezuela. Bukannya tidak mau menerima imigran, tapi dengan jumlahnya yang sebanyak itu, masalah internal di negara-negara tersebut akan makin kompleks. Apalagi dalam prediksi PBB, jumlah imigran ini akan terus bertambah sepanjang tahun 2019.

Negara-negara terdampak sudah melakukan pertemuan demi membahas masalah ini. Upaya-upaya untuk mengurus bantuan kemanusiaan juga sudah diadakan. Tetapi memang tidak semudah membalikkan kedua telapak tangan.

Sementara itu, kalau mau membatasi jumlah imigran, yang ada malah timbul kekacauan baru, seperti perdagangan narkoba, prostitusi, atau industri-industri ilegal. Semoga cepat ada solusi yang lebih baik buat para pengungsi Venezuela. Semoga.