Tanggapan Gus Yaqut Soal Pernyataan Kepala BPIP tentang Agama dan Pancasila

 
Tanggapan Gus Yaqut Soal Pernyataan Kepala BPIP tentang Agama dan Pancasila

LADUNI.ID, Jakarta - Belakangan ini, publik risau dengan pernyataan Kepala Badan Pembinaan Indeologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi. Betapa tidak, pernyataan Yudian yang mengatakan agama adalah musuh Pancasila mengundang tanggapan dari tokoh di bidangnya.

Menurut Ketua Umum Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor), Yaqut Cholil Qoumas, pernyataan Yudian tersebut dinilai perlu diluruskan, karena pernyataan tersebut terkesan membenturkan agama dengan Pancasila.

"Pernyataan Kepala BPIP Pak Yudian Wahyudi tersebut terkesan membenturkan agama dengan Pancasila. Kalau agama jadi musuh terbesar Pancasila, sama saja kelompok-kelompok radikal yang anti-Pancasila mendapat justifikasi," terang Gus Yaqut, sebagaimana dikutip Laduni.id dari laman NU Online, Rabu (12/2).  

Gus Yaqut, sapaan Yaqut Cholil Qoumas, membenarkan bahwa untuk urusan Pancasila Nahdlatul Ulama (NU) sudah final. NU, katanya, telah mengakui keberadaan Pancasila sebagai ideologi dan falsafah hidup bangsa.   

"Pada Munas Ulama 1982, NU menerima Pancasila sebagai asas organisasi, dan dua tahun kemudian di Muktamar NU di Situbondo NU menyatakan Pancasila sebagai asas bangsa sudah final. Rais Aam Pengurus Besar NU KH Achmad Siddiq waktu itu secara gamblang menyatakan Pancasila merupakan ideologi dan dasar negara yang menjadi asas bangsa Indonesia," terangnya. 

Lebih jauh, hubungan Islam dan Pancasila, dalam pandangan Kiai Achmad Siddiq tersebut, bukan berarti menyejajarkan Islam sebagai agama dan Pancasila sebagai ideologi. Sebab, hal itu dapat merendahkan Islam dengan ideologi atau isme-isme tertentu.  

"Islam yang dicantumkan sebagai asas dasar itu adalah Islam dalam artian ideologi, bukan Islam dalam artian agama. Ini bukan lantas menafikan Islam sebagai agama, tapi mengontekstualisasikan Islam yang berperan bukan hanya sebagai jalan hidup, namun juga ilmu pengetahuan dan tradisi pemikiran yang tidak lekang oleh zaman," pungkas Gus Yaqut.  

Menurut Gus Yaqut, Pancasila dijaga karena dalam rangka menegakkan agama yang penuh kasih sayang sekaligus memberi keadilan pada semua. Pancasila sebagai jalan kemaslahatan hidup berbangsa, lanjutnya, telah mampu menengahi perbedaan. Namun, ketika agama dibenturkan dengan Pancasila, otomatis Pancasila akan jadi musuh bersama.

"Kelahiran dan disepakatinya Pancasila sebagai dasar negara dan perekat berbagai macam perbedaan di Indonesia ini sudah melalui perjalanan panjang dan banyak pertimbangan," tegas Gus Yaqut.  

Rongrongan ideologi Islam transnasional terhadap Pancasila, menurut Gus Yaqut, belakangan inilah yang makin nyata. Sebagai bangsa, Indonesia sedang diuji untuk bisa bersama-sama merawat Pancasila sebagai satu-satunya asas.  

"Saya yakin, Pancasila ini adalah kalimatun sawa’ alias titik temu antar suku, agama, etnis, ras, atau ragam identitas lainnya," tegasnya.