Khutbah Jumat: Amanah Allah Kepada Manusia

 
Khutbah Jumat: Amanah Allah Kepada Manusia
Sumber Gambar: Koleksi Laduni.ID

KHUTBAH PERTAMA

 اْلحَمْدُ للهِ اْلحَمْدُ للهِ الّذِي هَدَانَا سُبُلَ السّلاَمِ، وَأَفْهَمَنَا بِشَرِيْعَةِ النَّبِيّ الكَريمِ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، ذُواْلجَلالِ وَالإكْرام، وَأَشْهَدُ أَنّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسولُه، اللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبارِكْ عَلَى سَيِّدِنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى الِه وَأَصْحَابِهِ وَالتَّابِعينَ بِإحْسانِ إلَى يَوْمِ الدِّين، أَمَّا بَعْدُ: فَيَايُّهَا الإِخْوَان، أوْصُيْكُمْ وَ نَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ وَطَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنْ، قَالَ اللهُ تَعَالىَ فِي اْلقُرْانِ اْلكَرِيمْ: أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الَّشيْطَانِ الرَّجِيْم، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمْ: يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا الله وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا وقال تعالى يَا اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. صَدَقَ اللهُ العَظِيمْ

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Marilah di hari ini kita mempertebal ketaqwaan kita kepada Allah dengan menghindarkan diri dari kecurangan, kebohongan dan berbagai sifat tercela lainnya. Dan memulai hari-hari dengan amalan-amalan saleh yang nyata sebagai pembuktian kebenaran Iman. Sebab, segala perbuatan dan amal manusia, baik maupun buruk merupakan pencerminan imannya kepada Allah SWT.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Manusia dalam kehidupannya membangun hubungan dengan manusia yang lain. Hubungan ini tidak hanya sebatas pada hubungan dengan individu yang satu dengan yang lain, namun juga hubungan individu dengan dirinya sendiri yang kemudian memberikan dampak ke luar bagi hubungannya dengan orang lain dan lingkungan sekitar.

Baca juga: Khutbah Jumat: Beragama dengan Yakin

Islam sebagai agama yang sangat memperhatikan hubungan interpersonal. Ajaran Islam mengenai hubungan ini bertujuan membentuk pribadi yang Islami. Karena dengan sikap pribadi yang mulia akan menghantarkan kepada kebahagiaan di dunia dan di akhirat.

Rasulullah SAW merupakan gambaran nyata mengenai pribadi yang baik. Demikian Qur’an menjelaskan. Tuhan mengajarkan konsep-konsep tentang kebaikan akhlak melalui kitab Al Qur’an dan praktiknya melalui pribadi Rasulullah SAW. Maka dari itu sebagai orang yang beriman sangat penting bagi kita untuk memahami sikap dan keteladanan yang diajarkan Rasulullah untuk kemudian diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga kemudian memberikan dampak yang baik bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Salah satu sifat yang dimiliki Rasulullah SAW adalah amanah. Sifat ini merupakan salah satu kunci keberhasilan Rasulullah dalam membina umat mengubah mental dan watak jahiliyah dengan peradaban Islam serta meletakkan dasar-dasar kemanusiaan dalam kehidupan manusia di muka bumi sesuai dengan Qur’an Surat Al Maidah ayat 58:

وَإِذَا نَادَيْتُمْ إِلَى الصَّلاَةِ اتَّخَذُوهَا هُزُواً وَلَعِباً ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لاَّ يَعْقِلُونَ -٥٨-

"Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya. Allah memelihara kamu dari (gangguan) manusia. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir".

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Manusia diciptakan oleh Allah swt sebagai khalifah di muka bumi ini, sebagaimana telah disebutkan dalam Al-Qur’an. Allah memerintahkan manusia untuk menjaga bumi ini dan tidak membuat kerusakan di dalamnya. Ini merupakan sebuah amanah yang diberikan oleh Allah kepada manusia yang harus ditunaikan, sebagai konsekwensi atas apa yang diterimanya. Allah mengembankan amanah ini kepada bumi, langit dan gunung-gunung, akan tetapi mereka anggan untuk menerimanya dikarenakan mereka takut tidak bisa menunaikan amanah tersebut. Kemudian amanah itu diberikan kepada manusia dan manusia mau menerimanya. Maka, dibebankanlah amanah itu kepada manusia, dan manusia ditunjuk oleh Allah sebagai pengemban amanah, sebagaimana Allah sebutkan dalam Al-Qur’an Surat Al-Ahzab ayat 72:

وَالَّذِينَ يُؤْذُونَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ بِغَيْرِ مَا اكْتَسَبُوا فَقَدِ احْتَمَلُوا بُهْتَاناً وَإِثْماً مُّبِيناً -٥٨

"Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh".

Baca juga: Khutbah Jumat: Agama Rahmat yang Dinodai

Pada ayat ini Allah menjelaskan bahwa amanah yang diembankan kepada manusia merupakan amanah yang tidak sanggup diemban langit bumi dan gunung-gunung. Pernyataan ini diakhiri dengan penilaian Allah atas kesanggupannya mengemban amanah tersebut bahwa manusia adalah makhluk yang dzalim lagi bodoh.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Menurut al Thabari amanat pada ayat tersebut adalah semua bentuk amanat dalam agama dan amanat manusia, karena tidak terdapat pengkhususan pada amanat disana. Sedangkan menurut al-Qurtubi lebih jauh memagami amanah ini dengan kewajiban-kewajiban.Ada pula yang memahami amanat ini dengan kisah Nabi Adam AS yang memberi amanah kepada anaknya Qabil untuk menjaga keluarganya.

Quraish Shihab menjelaskan bahwa ulama berbeda pendapat dalam menjelaskan amanah di sini, Shihab mengungkapkan bahwa dalam mengartikan kata amanah ada yang mempersempit maksudnya sehingga menentukkan bahwa amanah tersebut merupakan kewajiban keagamaan tertentu seperti rukun Islam, puasa dan mandi janabah.

Baca juga: Khutbah Jumat: Ayat Kursi di Tengah Pandemi COVID-19

Sebagian ulama ada yang memperluas maksudnya yaitu segala sesuatu yang mencakup beban keagamaan. Ada juga yang menyebutkan bahwa amanah itu adalah akal. Selain itu, Shihab menyebutkan pendapat bahwa amanah pada ayat ini segala sesuatu yang diserahkan kepada seseorang untuk dipelihara dan ditunaikan sebaik mungkin serta menghindari segala bentuk penyianyiaannya, baik karena sengaja maupun karena lalai atau lupa.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Dari asbabun nuzul ayat tersebut menggambarkan bahwa amanah itu harus ditunaikan. Bahkan Rasulullah diperintahkan untuk mengembalikan kunci Ka’bah kepada Utsman bin Thalhah karena Utsmanlah yang mendapatkan amanah memegang kunci Ka’bah tersebut. Apabila amanah-amanah itu disia-siakan, maka sudah tentulah kehancuran yang akan ditimbulkan, karena penyia-nyiaan amanah itu merupakan salah satu tanda hari kiamat. Sebagaimana Rasulullah saw bersabda:

إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ

"Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka akan tunggulah terjadinya kiamat”. (HR. Bukhari, No. 57)

Diantara cara mensyukuri nikmat Allah atas beragam nikmat yang diberikan di antaranya adalah tidak mengkhianati amanah-amanah yang dipercayakan kepada kita. Al-Qur’an memerintahkan kepada kita selaku ummat Islam untuk menunaikan amanah, sekalipun amanah itu sukar dan berat untuk dilaksanakan. Amanah harus ditunaikan walaupun amanah itu berasal dari orang-orang terdekat kita seperti keluarga, saudara dan sebagainya.

Hari ini banyak orang yang diberikan amanah dan kepercayaan dari sesama manusia namun banyak yang mengabaikan dan bahkan mengkhianati amanah tersebut. Perlu diingat bahwa sekecil apapun amanah yang diberikan kepada kita akan dimintai pertanggungjawaban di dunia lebih-lebih kelak di akhirat.

Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Demikianlah khotbah singkat kali ini, semoga hal ini dapat menjadi bahan renungan yang mendalam, bagi kita semua amin.

 

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

 

KHUTBAH KEDUA

اَلْحَمْدُ للهِ عَلىَ إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلىَ تَوْفِيْقِهِ وَاِمْتِنَانِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الدَّاعِى إلىَ رِضْوَانِهِ. اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وِعَلَى اَلِهِ وَاَصْحَابِهِ وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كِثيْرًا أَمَّا بَعْدُ فَياَ اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ فِيْمَا أَمَرَ وَانْتَهُوْا عَمَّا نَهَى وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَـنَى بِمَلآئِكَتِهِ بِقُدْسِهِ وَقَالَ تَعاَلَى إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

 

DO’A KHUTBAH

اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. عِبَادَ اللهِ ! إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَر

 

____________________________________
*Oleh: Ahmad Baedowi, M.Si.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Mubaok, Uregnsi Psikologi Islam dalam pendidikan Islam, Studia Insania. Vol,5 No. 2 (November 2017), h.215

Lihat QS. Al Ahzab/ 33:21

Tusriyanto, Kepemimpinan Spiritual Menurut Quraisy Shihab, AKADEMIKA, Vol 19, No 1 (Januari-Juni 2014), h. 117

Al-Thabari, Jami. Al-Bayan a Tawil Ayi al-Qur’an, Terj. Mibah (Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), h. 289

Al-Qurthubi, jami’li Ahkam al-Qur’an, terj, Faturrahman Abdul Hamid dkk Jakarta: Pustaka Azzam, 2009), h. 615

Shihab, Tafsir Al-Misbah...Vol. 10 (Jakarta: Lentera Hati, 2002), p. 549-550