Tiga Perkara Harus Disiapkan Kader untuk Berjuang di NU

 
Tiga Perkara Harus Disiapkan Kader untuk Berjuang di NU
Sumber Gambar: foto (ist)

Laduni.ID Jakarta – Menjadi pejuang dalam organisasi keislaman Nahdlatul Ulama (NU) sama saja berjuang dijalan Allah Swt. Dengan menghidupkan NU dan selalu kobarkan semangat dalam berjuang menyebarkan paham islam Ahlussunnah Wal Jamaah.

Nahdlatul Ulama merupakan organisasi keislaman terbesar di Idonesia. Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang keagamaan, pendidikansosial, dan ekonomi.

Baca Juga: Dasar-Dasar Paham Keagamaan Nahdlatul Ulama

Kehadiran NU merupakan salah satu upaya melembagakan wawasan tradisi keagamaan yang dianut jauh sebelumnya, yakni menggunakan paham Ahlussunnah wal Jamaah. Selain itu, NU juga sebagai organisasi organisasi pribumi lain baik yang bersifat sosial, budaya atau keagamaan.

Dalam berdakwah Nahdlatul Ulama menggunakan metode dakwah kultural, seperti halnya dakwah yang telah diperaktikan oleh Wali Songo dan memperkuat pendekatan melalui budaya sebagai salah satu elemen penting dakwah islam di tanah air untuk menyebarluaskan pemahaman ajaran Ahlussunnah Wal Jamaah.

Baca Juga: Kenapa Nahdlatul Ulama? Ini Asal-Muasal Penamaannya

Para Kader NU yang berjuang di NU harus siap 3 perkara

1. Jadi Ujung Tombak

2. Jadi Ujung Tombok

3. Siap dipaido setiap saat

Pendiri NU pernah berkata barang siapa yang memperjuangkan dan mengurusi Nahdlatul Ulama maka ia akan dianggap menjadi santrinya  

Baca Juga: Biografi Hadratusyaikh KH. Hasyim Asy’ari

Hadlrotusyaikh KH. Hasyim Asy'arie pernah dhawuh: “Siapapun yang mengurusi Nahdlatul Ulama, saya anggap dia Santrik u. Siapapun yang menjadi santriku, saya doakan khusnul khotimah beserta anak cucunya”.

Sumber: Shuniyya Ruhama