Panduan Membayar Fidyah Puasa untuk Orang yang Sudah Meninggal

 
Panduan Membayar Fidyah Puasa untuk Orang yang Sudah Meninggal
Sumber Gambar: Fidyah (foto ist)

Laduni.ID, Jakarta – Orang yang sudah meninggal dunia sudah tidak bisa mengerjakan ibadah puasa, tetapi ada beberapa kemungkinan orang yang meninggal dunia ada yang belum mengganti puasanya.

Orang yang meninggalkan puasa karena udzur, ia meninggal sebelum sempat mengganti puasanya, misalnya tidak ada waktu untuk mengqadla puasanya. Seperti orang yang meninggal dunia pada pertengahan puasa atau pada saat hari raya, atau karena sakit yang ia derita tak kunjung sembuh hingga ajal menjemputnya. Maka orang ini tidak punya kewajiban untuk mengganti puasanya, sebab ia tidak berbuat lalai atau meremehkan masalah agama.

Sementara, oaring yang meninggalkan puasa tanpa ada udzur, tatapi orang tersebut memiliki kesempatan mengqadla’ puasanya, namun ia tidak mengganti puasa yang telah ditinggalkannya itu, baik karena malas atau alasan yang dibenarkan oleh syara’ kemudian ia meninggal dunia sebelum mengganti puasanya. Maka orang ini mati dengan meninggalkan hutang puasa. Maka ada dua pilihan yang dapat dilakukan oleh waris atau familinya, yaitu memberikan makanan kepada fakir miskin atau mengqadla’ puasanya.

Sebagaimana yang diterangkan dalam kitab Nihayah al-Zain, hal. 192:

ﻭَﻣَﻦْ ﻣﺎَﺕَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺻِﻴﺎَﻡُ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ ﺃَﻭْ ﻧَﺬَﺭٌ ﺃَﻭْ ﻛَﻔﺎَﺭَﺓٌ ﻗَﺒْﻞَ ﺇِﻣْﻜﺎَﻥِ ﻓِﻌْﻠِﻪِ ﺑِﺄَﻥْ ﺍِﺳْﺘَﻤَﺮَّ ﻣَﺮَﺿُﻪُ ﺍَﻟَّﺬِﻱْ ﻻَ ﻳُﺮْﺟَﻰ ﺑُﺮْﺅُﻩُ ﺃَﻭْ ﺳَﻔَﺮُﻩُ ﺍﻟْﻤُﺒﺎَﺡُ ﺇِﻟَﻰ ﻣَﻮْﺗِﻪِ ﻓَﻼَ ﺗَﺪَﺍﺭُﻙَ ﻟِﻠْﻔﺎَﺋِﺖِ ﺑِﺎﻟْﻔِﺪْﻳَﺔِ ﻭَﻻَ ﺑِﺎﻟْﻘَﻀَﺎﺀِ ﻭَﻻَ ﺇِﺛْﻢَ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻟِﻌَﺪَﻡِ ﺗَﻘْﺼِﻴْﺮِﻩِ ﻓَﺈِﻥْ ﺗَﻌَﺪَّﻯ ﺑِﺎْﻹِﻓْﻄَﺎﺭِ ﺛُﻢَّ ﻣﺎَﺕَ ﻗَﺒْﻞَ ﺍﻟﺘَّﻤَﻜُّﻦِ ﻭَﺑَﻌْﺪَﻩُ ﺃَﻭْ ﺃَﻓْﻄَﺮَ ﺑِﻌُﺬْﺭٍ ﻭَﻣﺎَﺕَ ﺑَﻌْﺪَ ﺍﻟﺘَّﻤَﻜُّﻦِ ﺃَﻃْﻌَﻢَ ﻋَﻨْﻪُ ﻭَﻟِﻴُّﻪُ ﻣِﻦْ ﺗِﺮْﻛَﺘِﻪِ ﻟِﻜُﻞِّ ﻳَﻮْﻡٍ ﻓﺎَﺗَﻪُ ﻣُﺪَّ ﻃَﻌﺎَﻡٍ ﻣِﻦْ ﻏﺎَﻟِﺐِ ﻗُﻮْﺕِ ﺍﻟْﺒَﻠَﺪِ ﻓَﺈِﻥْ ﻟَﻢْ ﻳَﻜُﻦْ ﻟَﻪُ ﺗِﺮْﻛَﺔٌ ﻟَﻢْ ﻳَﻠْﺰَﻡْ ﺍَﻟْﻮَﻟِﻲَّ ﺇِﻃْﻌﺎَﻡٌ ﻭَﻻَ ﺻَﻮْﻡٌ ﺑَﻞْ ﻳُﺴَﻦُّ ﻟَﻪُ ﺫﻟِﻚَ ﻟِﺨَﺒَﺮٍ ﻣَﻦْ ﻣﺎَﺕَ ﻭَﻋَﻠَﻴْﻪِ ﺻِﻴﺎَﻡٌ ﺻَﺎﻡَ ﻋَﻨْﻪُ ﻭَﻟِﻴُّﻪُ ‏( ﻧﻬﺎﻳﺔ ﺍﻟﺰﻳﻦ، ﺹ 192 ‏)

UNTUK DAPAT MEMBACA ARTIKEL INI SILAKAN LOGIN TERLEBIH DULU. KLIK LOGIN