INFAK / SEDEKAH/ DONASI/ SUMBANGAN untuk LADUNI.ID
Seluruh dana yang terkumpul untuk operasional dan pengembangan portal dakwah Islam ini
Seorang pemimpin harusnya mempunyai inner beauty (daya tarik) tersendiri yang bisa menarik perhatian dan mempengaruhi kelompok yang dipimpinnya.
Kini, saatnya Indonesia menghidupkan kembali spirit Jalur Rempah sebagai simbol keunggulan, persatuan, dan identitas bangsa. Dari aroma rempah yang harum, terangkai kisah tentang Nusantara yang mengubah dunia.
Pada dasarnya, dalam budaya Jawa, guru memiliki makna yang sangat dalam dan penuh filosofi. Kata “guru” merupakan akronim dari dua kata, yaitu “digugu” dan “ditiru”. Makna ini menggambarkan posisi seorang guru yang tidak hanya dihormati karena ilmunya, tetapi juga diteladani dalam sikap dan perilakunya.
Dalam sebuah perhelatan perkawinan di Kota Solo, penulis mengalami sendiri hal itu. Ketika sebuah kelompok band menampilkan permainan lagu Tombo Ati itu secara "modern". Penulis sangat tercengang.
Apabila kita merujuk Al-Qur’an, a-lim yang berjamak a-limuun ialah orang yang punya kelebihan berupa ilmu dan kadar kecerdasan yang dengan itu dia mampu menularkan ayat-ayat Allah dan lebih menonjolkan penampilan keilmuan sebagai orang berilmu.
Kaum santri yang mengerti pentingnya kebersamaan dan persatuan dapat menjadi teladan bagi masyarakat luas dalam menjaga keharmonisan sosial, sesuai dengan ajaran Islam yang mengedepankan ukhuwah dan toleransi.
KH. Abdurahman Wahid sebagai presiden keempat juga berusaha menggabungkan kekuatan budaya dan agama. Beliau secara intelektual menggelorakan pribumisasi Islam dan secara sosial keagamaan adalah seorang kyai, yang juga seorang ulama dalam arti sebenarnya.
Pendekatan dakwah Walisongo yang mengedepankan adaptasi budaya dan kedekatan dengan masyarakat tetap relevan untuk diterapkan dalam konteks kekinian. Dengan perubahan zaman dan perkembangan teknologi, dakwah harus mampu menyesuaikan diri tanpa kehilangan esensi ajaran Islam.
Syubbanul Wathon, atau yang lebih dikenal dengan “Ya Lal Wathon”, adalah lagu yang begitu lekat di hati masyarakat Indonesia, terutama di kalangan santri dan warga Nahdlatul Ulama (NU).
Memaknai ulang Resolusi Jihad berarti membawa semangat perjuangan dan cinta tanah air itu ke dalam tantangan kekinian, seperti pemberantasan korupsi, peningkatan mutu pendidikan, memperjuangkan keadilan sosial, pengentasan kemiskinan, serta mengatasi radikalisme dan ekstremisme.