Mencerdaskan Umat Via Komunikasi Massa Islami

 
Mencerdaskan Umat Via Komunikasi Massa Islami

LADUNI.ID, KOLOM- Kehidupan ini tidak terlepas dari perannya komunikasi massa.  Komunikasi ini merupakan suatu proses dimana media menyebarkan pesan ke publik secara luas dan pada sisi lain diartikan sebagai bentuk komunikasi yang ditujukan pada sejumblah khalayak yang tersebar, heterogen, anonim, melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

Sedangkan komunikasi massa yang di maksud disini adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (Media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumblah banyak, terpencar, sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Selain itu pesan yang disampaikan cenderung terbuka dan mencapai khalayak dengan serentak.

Prinsip komunikasi massa itu harus sesuai kebenaran fakta. Seseorang  dalam dunia informasi yang disampaikan kepada publik juga terkandung dalam tuntunan lafaz Alquran qaulan syadidan. Istilah ini disebut 2 kali dalam Alquran. Pertama, dalam surat An-Nisa ayat 9, berbunyi:

Artinya: “Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”. (QS. An-Nisa’:9)

            Sedangkan  dalam ayat 70-71 surat al-Ahzab (33), berbunyi:

“Hai orang-orang yang beriman, bertkwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu. Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasulnya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar”.(QS. Al-Ahzab: 70-71)

Oleh karena itu, prisip berkata atau komunikasi yang betul merupakan salah satu syarat untuk mensejahterakan generasi mendatang. Kemudian pada ayat 70-71 surat al-Ahzab (setelah qaulan syadidan).

Allah menjanjikan akan memperbaiki amal-amalan kamu. Hal ini berarti  kemampuan berkata benar menjadi prasyarat untuk menghasilkan karya yang berkualitas.  Artinya tanpa kemampuan komunikasi yang benar sulit melahirkan amalan atau hasil karya yang berkualitas.

Kemudian sifat taqwa dan prinsip berkata benar juga akan mengantarkan orang kepada pengampunan dosa-dosanya dan sukses benar. Inilah dua hasil kongkrit yang ditemui dalam ayat 70-71 surat al-Ahzab ini.

Menurut Jalaluddin Rakhmat, prinsip ini dengan bagus di operasionalisasikan dalam kode etik Sigma delta Chi, the Society of Professional Journalisrn, yang mengatakan bahwa the duty of journalist is to serve the truth.

Beranjak dari itu, untuk  para jurnalis harus bertindak berdasarkan intelegence, objectivity, accuracy, and fairness. Ia harus menghindari dusta,distorsi pesan, fitnah, prasangka atau kesengajaan untuk menutupi fakta sehingga memberikan makna yang menyesatkan.

 

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Literasi Asal Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga, Aceh

 

Sumber: Marzuki, Pemanfaatan Media Massa Dalam Komunikasi Politik Islam, 2016