Hubungan Valuta Asing dengan Pasar Saham

 
Hubungan Valuta Asing dengan Pasar Saham

LADUNI.ID, Jakarta - Kondisi pasar saat ini merupakan cerminan dan harapan para investor terhadap kondisi ekonomi di masa yang akan datang (Husnan,2001,hal 323). Begitu juga harga saham merupakan cerminan ekspetasi investor tentang perubahan profit perusahaan, sehingga pasar yang telah menilai profit perusahaan akan menimbulkan sinyal yang keliru dalam memprediksi kondisi perekonomian di masa yang akan datang.

Nilai tukar mata uang suatu negara ditentukan oleh interaksi faktor permintaan dan penawaran akan valuta asing didalam bursa valuta asing. Pelaku-pelaku di dalam bursa valuta asing. Bisa saja pialang, perusahaan-perusahaan, lembaga-lembaga  keuangan atau bahkan pemerintah.

Permintaan akan mata uang asing pada hakikatnya muncul dari kebutuhan untuk mempertukarkan mata uang domestik kedalam mata uang asing. Penawaran mata uang suatu negara pada umumnya secara simultan ditentukan oleh permintaan negara tersebut atas mata uang lainnya. Misalnya pembelian yang dilakukan di Indonesia terhadap produk-produk Jepang tentunya akan menciptakan permintaan Indonesia akan mata uag yen. Konsekuensinya, Indonesia harus membeli yen di bursa valas melalui penawaran mata uangnya atas yen. Dengan kata lain, permintaan mata uang asing oleh suatu negara tersebut terhadap Negara, sama dengan penawaran mata uang domestik yang dilakukan oleh negara tersebut terhadap negara asing. Sebaliknya penawaran uang yang dilakukan oleh negara asing sama saja dengan permintaan negara asing tersebut atas mata uang domestik suatu negara.

Sedangkan, dari sisi investasi internasional, bila mata uang suatu negara mengalami apresiasi, maka arus modal luar negeri yang masuk ke dalam negara akan mengurang, karena menganggap bahwa biaya modal bila dalam negara tersebut akan tinggi, bahkan modal yang sudah ada di dalam negeri akan banyak yang mengalir keluar negeri. Dengan demikian, dalam jangka panjang pengaruh apresiasi mengakibatkan volume investasi pada suatu negara turun.

Banyak hal yang mempengaruhi harga saham baik yang sifatnya berpengaruh terhadap semua saham atau hanya kepada satu atau bebrapa saham saja. Dengan mengamati IHSG, maka keuntungannya lebih dapat mencerminkan perubahan harga saham secara menyeluruh sebagai efek dari perubahan suatu fenomenana makro yang dibicarakan, yaitu perubahan tingkat bunga atau perubahan nilai tukar mata uang asing.

Jika melihat harga saham secara individu sewaktu akan melihat hubungannya atas perubahan suatu variable makro akan mengakibatkan tidak tentunya efek yang terjadi. Sebab, bisa saja satu saham individu tersebut pada saat yang bersamaan juga dipengaruhi oleh keadaan yang berhubungan secara individu pada saham itu, misal keadaan perusahannya dan sebagainya.

Selain itu, hubungan antara harga saham dengan volume investasi adalah: apabila harga saham tinggi maka volume investasi juga akan meningkat. Sebaliknya, bila harga saham turun maka pengeluaran investasi akan turun.

Adapun faktor-faktor yang menjadi picu harga saham adalah: pertama, kondisi Fundamental Emiten yakni faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja emiten itu sendiri. Semakin baik kinerja emiten, maka semakin besar pengaruhnya terhadap kenaikan harga saham, begitu juga sebaliknya. Untuk memastikan apakah kondisi emiten dalam posisi yang baik atau buruk, kita bisa melakukan pendekatan analisis rasio.

Kedua, hukum permintaan dan penawaran faktor hukum permintaaan dan penawaran berada di urutan yang kedua setelah faktor fundamental karena begitu investor tahu kondisi fundamental perusahaan tentunya mereka akan melakukan transaksi baik jual maupun beli. Transaksi-transaksi inilah yanmg akan mempengaruhi fluktuasi harga saham.

Ketiga, tingkat suku Bunga (SBI). Faktor suku bunga ini penting untuk diperhitungkan karena rata-rata semua orang, termasuk investor saham, selalu mengharapkan hasil yang lebih besar. Perubahan tingkat suku bunga akan mempengaruhi kondisi fundamental perusahaan, karena hampir semua perusahaan yang mencatatlkan sahamnya di bursa, menikmati pinjaman bank.

Keempat, valuta asing. Dalam perekonomian global dewasa ini, hampir tak ada satupun negara di dunia yang bisa menghindari perekonomiannya dari pengaruh pergerakan valuta asing, khususnya terhadap pengaruh US dollar. Ketika dollar naik, para investor akan berbondong-bondong menjual sahamnya untuk ditempatkan di bank dalam bentuk dollar. Otomatis harga saham akan menjadi turun.(*)

***

Penulis: Muhamad Ilham Afrizal
Editor: Muhammad Mihrob