KDRT tidak Hanya Terjadi pada Suami dan Istri, Terjadi juga pada Orang Tua dan Anak, Kenapa?

 
KDRT tidak Hanya Terjadi pada Suami dan Istri, Terjadi juga pada Orang Tua dan Anak, Kenapa?
Sumber Gambar: Ilustrasi/KlikDokter

Laduni.ID, Jakarta – Belakangan ini viral sebuah cuplikan isi ceramah seorang artis yang membahas tentang pasangan shaleha. Namun, sayangnya dengan kapasitas yang belum mumpuni, ia menceritakan kisah seorang perempuan yang ditampar oleh suaminya. Cerita ini lah yang kemudian viral dan menimbulkan banyak kecaman.

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) menurut UU No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

Artinya apabila terjadi kontak fisik (kekerasan) antara satu anggota keluarga ke anggota keluarga lain, dan menyebabkan kerugian, baik materil maupun non-materil, maka disebut KDRT. KDRT tidak hanya terjadi pada perempuan oleh laki-laki (atau sebaliknya), namun bisa juga terjadi pada anak atau keponakan.

Selain menyebabkan kerugian fisik, KDRT juga dapat berdampak pada psikologis si korban. Jika terjadi pada anak, maka masa depan anak akan terancam oleh pengalaman tidak menyenangkan yang dialami saat ini.

Oleh karena itu, segala bentuk KDRT tidak dibenarkan. Tidak bisa seseorang mengungkapkan perasaan sayang setelah melakukan tindakan yang sama sekali tidak mencerminkan perasaannya. Sejak kecil, kalimat “Ayah mukul kamu karena sayang” sering sekali didengar. Pernyataan yang seolah benar, namun jika dicermati lebih dalam memiliki pengertian yang ambigu.

Sehingga dewasa ini, ketika melihat seorang anak dipukuli oleh ayahnya, sebagian orang akan melihat hal tersebut biasa. Belum lagi stereotip ketika seseorang membantu korban KDRT, budaya “Tidak ikut campur rumah tangga orang lain” seakan telah mandarah daging dalam diri manusia. Sehingga menyebabkan banyak tetangga enggan menegur atau melerai KDRT yang terjadi.


Editor: Daniel Simatupang