Nilai-Nilai Islam dalam Komunikasi

 
Nilai-Nilai Islam dalam Komunikasi

LADUNI.ID, KOLOM- Pada beberapa dekade belakangan ini , ilmu komunikasi islam tumbuh berkembang dunia modern dan semakin membutuhkan jati dirinya setidaknya ditanda oleh liputan – liputan jurnal media , Culture and Sosiety yang terbit dilondon pada januari 1993 , membahas berbagai liputan tentang isu – isu Islam dan komunikasi.

Liputan itu dianggap sebagai suatu respon positip yang didapatkan bagi perkembangan teori – teori komunikasi dan juga dapat dijadikan atau dengan kata lain yang menjadikan Islam sebagai agama samawat yang perspektip alternatif , selain itu, juga ditelaah mengenai komunikasi antar individu yang menggunakan model Islam : penulisan berita – berita dalam perspektif Islam serta persoalan etika dalam berkomunikasi.

Jauh sebelum itu , pada tahun 1986 , Mohd Yusop Husain telah menulis sebuah artikel yang berjudul Islamization of comunication theory dalam media asia , menganjurkan agar kelemahan produk dari teori – teori barat yang teraplikasikan dalam operasionalisasi berbagai media masa seperti radio , televisi , surat kabar , majalah maupun film perlu segera diperbaiki melaui konsep islam sebagaimana tertuang dalam al, Quran dan as Sunah,ijmak dan qias.

 Tujuannya antara lain untuk mengarahkan pembangunan masyarakat kearah yang lebih positip. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Majid Tehranian yang merupakan tokoh komunikasi singapura , bahwa teori – teori komunikasi produksi barat cenderung bersifat culture bound yang lebih menekankan pengalaman -pengalaman intelektual mereka kedalam lingkungan kehidupan sosial , sehingga teori – teori komunikasi tersebut lahir melalui bangunan aspek empirikal an sich serta mengabaikan aspek normatif dan historikal.

Akibatnya , semua teori – teori komunikasi produksi barat tersebut lebih bersifat premature universalism dan naïve empincism. Sehingga menurut tehranian pendekatan seperti ini tidak bisa dipaksakan relevan implikasinya pada komunitas lain yang berbeda latar belakang budaya.

 Misalnya pada komunitas muslim . itulah sebabnya perlu diupayakan jalan keluar misalnya melalui  “ Tasawur Islam “ atau ‘ Islamic world – view sebagai landasan pembentuk teori komunikasi. Dengan begitu, kehadiran komunikasi dalam perspektip islam niscaya membawa aspek kehidupan masyarakat kearah yang lebih etis.

Hal ini dengan menjunjung tinggi nilai kekuasaan hanya milik Allah semata sera menjadikan institusi ulama dan masjid sebagai penyambung komunikasi dan aspek pengawasan syariah sebagai pedoman kehidupan muslim. Imtiaz Hasnain juga mengemukakan bahwa secara konsepsional bahwa pendekatan komunikasa barat cenderung bersifat posivistik dan fungsional serta berorientasi individual , tidak meletakan komunikasi sebagai proses sosial dan karenanya pula tidak menempatkan fungsi sosial budaya dalam merangsang perubahan sosial .

Sementara Islam sebagai suatu agama memandang bahwa komunikasi harus diletakkan melaui unsur tasawur dan inspiriasi tauhid , sehingga informasi tidak dianggap bersifat value – free , tetapi mempunyai norma – norma , etika dan moral imperatip.

Adapun yang membedakan transpormasi penyebaran ilmu maupun semua aspek informasi antara barat dengan tradisi yang terdapat dalam agama Islam ialah bila di barat ‘ informasi ‘ merupakan komoditi ( dengan hanya memandang aspek ekonomisnya an sich ) , namun dalam islam sebaliknya , informasi bukan hanya sekedar komoditi , tetapi lebih dari itu ‘ informasi ‘ merupakan pelayanan yang mengutamakan moral dan etika bagi tujuan pembangunan manusia.

 

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi, Penggiat Literasi Asal Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga, Aceh

 

Sumber: Marzuki, Pemanfaatan Media Massa Dalam Komunikasi Politik Islam, 2016