Landasan Sikap Kemasyarakatan NU serta Perilaku yang Dibentuk oleh NU

 
Landasan Sikap Kemasyarakatan NU serta Perilaku yang Dibentuk oleh NU

LANDASAN SIKAP KEMASYARAKATAN NAHDLATUL ULAMA SERTA PERILAKU YANG DIBENTUK OLEH DASAR KEAGAMAAN DAN SIKAP KEMASYARAKATAN NAHDLATUL ULAMA

Dasar-dasar paham keagamaan NU menumbuhkan sikap kemasyarakatan yang bercirikan:

  1. Sikap tawasuth dan i’tidal.

    Sikap tawasuth dan i’tidal merupakan sikap tengah yang berintikan pada prinsip hidup yang menjunjung tinggi keharusan berlaku adil dan lurus di tengah kehidupan beragama. Nahdlatul Ulama dengan sikap dasar ini akan selalu menjadi kelompok panutan yang bersikap dan bertindak lurus dan selalu bersifat membangun serta menghindari segala bentuk pendekatan yang bersifat tatharuf (esktrim).

  2. Sikap Tasamuh
    Sikap Tasamuh merupakan Sikap toleran terhadap peradaban pandangan baik dalam masalah keagamaan, terutama hal-hal yang bersifat furu’ atau menjadi masalah khilafiyah; serta dalam masalah kemasyarakatan dan kebudayaan.

  3. Sikap Tawazun
    Sikap Tawazun merupakan sikap seimbang dalam berkhidmat. Menyerasikan khidmat kepada Allah, khidmat kepada sesama manusia serta kepada lingkungan hidupnya. Menyelaraskan kepentingan masa lalu, masa kini dan masa mendatang.

  4. Sikap Amar Ma’ruf Nahi Munkar
    Sikap Amar Ma’ruf Nahi Munkar merupakan sikap selalu memiliki kepekaan untuk mendorong perbuatan yang baik, berguna dan bermanfaat bagi kehidupan bersama serta menolak dan mencegah semua hal yang dapat menjerumuskan dan merendahkan nilai- nilai kehidupan.
    Dasar-dasar paham keagamaan NU dan sikap kemasyarakatan

NU membentuk perilaku warga Nahdlatul Ulama, baik dalam tingkah laku perorangan maupun organisasi. Perilaku warga Nahdliyin adalah sebagai berikut:

  1. Menjunjung tinggi nilai-nilai maupun norma-norma ajaran Islam.

  2. Mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.

  3. Menjunjung tinggi sifat keikhasan dan berkhidmat serta berjuang.

  4. Menjunjung tinggi persaudaraan (al-ukhuwwah), persatuan (al- ittihad) serta kasih mengasihi.

  5. Meluhurkan kemuliaan moral (al-akhlaq al karimah), dan menjunjung tinggi kejujuran (ash-shidqu) dalam berfikir, bersikap dan bertindak.

  1. Menjunjung tinggi kesetiaan (loyalitas) kepada bangsa dan negara.

  2. Menjunjung tinggi nilai amal, kerja dan prestasi sebagai bagian dari ibadah kepada Allah.

  1. Menjunjung tinggi ilmu pengetahuan dan ahli-ahlinya.

  2. Selalu siap untuk menyesuaikan diri dengan setiap perubahan yang membawa kemaslahatan bagi manusia.

  1. Menjunjung tinggi kepeloporan dalam usaha mendorong memacu dan mempercepat perkembangan masyarakatnya.

  2. Menjunjung tinggi kebersamaan di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara.

 

Sumber: Buku Aswaja dan Ke-NU-an, Ma'arif NU DIY, 2004