Perekonomian, Menusuk Rakyat Kecil?

 
Perekonomian, Menusuk Rakyat Kecil?

LADUNI.ID, Jakarta - Sejak kemunculan pandemik global virus corona (COVID-19) di Indonesia yang menyibukkan tatanan pemerintahan untuk meregulasi semua kebijakan baik tingkat daerah maupun pusat. Keputusan meregulasi kebijakan saat ini harus benar-benar memperhatikan dampak hingga level paling bawah. Agar kebijakan yang dikeluarkan sesuai sasaran atau target yang dituju.

Perekonomian saat ini dititik paling lemah khususnya yang dirasakan masyarakat level rendah. Sudah hampir dua bulan pendemi COVID-19 menyerang Indonesia, sejak kemunculannya dipertengah Maret lalu. berbagai himbauan Pemerintah dalam pencegahan COVID-19 belum dirasakan tingkat keberhasilannya. Keadaan masyarakat yang terkonfirmasi positif makin bertambah.

Ekonomi seakan menusuk keadaan masyarakat di level rendah. Salah satu aturan yang dihimbau pemerintah yaitu pelaksanaan PSBB sebagai pencegahan penyebaran COVID-19 ini menjadi masalah utama, karena batas waktu pelaksanaannya tidak pasti sampai kapan berhenti berlaku. Hal tersebut menimbulkan kesulitan bagi masyarakat level rendah yang pendapatnya berasal dari kegiatan harian.

Kebijakan yang dikeluarkan pemerintah dalam menanggulangi COVID-19 telah berjalan. Berbagai bentuk bantuan telah dirasakan oleh masyarakat level rendah hingga menengah. Pembagian sembako yang dimulai tahap pertama di minggu akhir bulan April secara bertahap, namun hal ini belum dikatakan terbaik dalam keadaan saat ini.

Masa pandemi COVID-19 ini memunculkan permasalahan baru. Ada saja oknum yang memanfaatkan keadaan demi kepentingan kelompoknya. Memang bukan lagi menjadi rahasia. Pro dan kontra dari semua kebijakan yang telah pemerintah sampai.

Ironis, ekonomi adalah jantung sebuah negara untuk perputaran roda laju pertumbuhan perekonomian. Makin sejahtera rakyatnya makin baik pengelolaan perekonomiannya. Namun, keadaan saat ini seakan memperlihatkan Indonesia dengan perekonomian yang tak stabil.

Dampak COVID-19 membuat para pengusaha berpikir keras. Efisensi dan efektivitas yang menjadi dasar keputusan. Pada akhirnya sekelas perusahaan KFC yang bergerak di bidang makanan, harus berat menutup beberapa gerainya karena menurunya minta konsumen. Bukan hanya perusahaan KFC saja namun beberapa sektor usaha lainpun sama melakukan hal tersebut hingga melakukan PHK.

Keadaan itulah yang menghambat laju perekonomian. Pertanyaannya, bagaimana masyarakat level bawah untuk bertahan? Menunggu bantuan Pemerintah saja?

Fakta yang terjadi di lapangan, masyarakat level rendah tidak tahu harus bergerak kemana, mata pencariannya terhalang oleh peraturan Pemerintah. Pada akhirnya timbullah masalah baru, mencari cara lain untuk dapat bertahan. Saat ini tercatat melonjaknya minat pinjaman online (fintech) tanpa syarat, hal ini dilakukan dari mereka, untuk bertahan dalam kesulitan ekonomi.

Kenaikan minat pinjaman online meningkat hingga 30% - 40%. (Kutip Duniafintech.com). Masyarakat level rendah tidak punya pilihan lain selain melakukan hal tersebut. Kehidupan yang harus tetap berjalan dan dilewati.

Langkah tersebut bukan tanpa dasar mereka lakukan. Hanya dua pilihan bertahan atau menyerah dalam keadaan. Pendemi COVID-19 amat sangat besar pengaruhnya untuk dunia. Seakan mengutuk keadaan semua orang yang tak mampu untuk melawannya.

Masyarakat level rendah yang kegiatan usahanya berdagang atau ojek online dan itu adalah mata pencarian utamanya, terpaksa berhenti. Minat konsumen menurun dalam masa pandemi COVID-19.

Pemerintah telah memprediksi skenario perekonomian hingga akhir tahun hanya tumbuh 0,4 persen. Kementerian keuangan Sri Mulyani menjelaskan dalam video conference, skenario terberat perekonomian yang akan terjadi ini berdampak meningkatnya kemiskinan 4,86 juta dan pengangguran 5,23 juta. (Dikutip money-kompas.com).

Keadaan ini memaksa masyarakat untuk berinovasi dan berkreativitas dalam menciptakan hal baru demi bertahan dalam masa pandemi COVID-19 ini. Menciptakan hal baru dan kemandirian yang harus dimulai agar kebergantungan terhentikan.

Haruskan trending yang saat ini marak dalam sosial media dengan tagar  #Indonesiaterserah diberlakukan? Untuk mengembalikan perekonomian. Namun, penyebaran COVID-19 akan makin bertambah. Pilihan dan keadaan yang sulit. Belum lagi terdengar bahwa pendemik ini adalah buatan atau konspirasi?

Rakyat harus peduli atau tidak?

Bagi wakil rakyat maksimalkanlah dalam amanah kalian. Lakukan perbaikan keadaan saat ini. Bagi seluruh masyarakat disiplinlah dan taati aturan pemerintah agar ini cepat berlalu. Mari bersinergi dan pulihlahkan Indonesia.

 

Oleh: Diana Fitriah
(Mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia Jakarta)