Visi Dunia Maritim ke-Nusantara-an dari Ibnu Al-Mujawir

 
Visi Dunia Maritim ke-Nusantara-an dari Ibnu Al-Mujawir
Sumber Gambar: goodnewsfromindonesia.id, Ilustrasi: laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta - Indonesia adalah negara yang terbangun di atas hamparan perairan laut. Indonesia bahkan merupakan negara dengan laut terluas di dunia. Dengan begitu, tidak heran jika Indonesia juga disebut sebagai negara maritim, karena Indonesia memang adalah wilayah dengan laut yang terbentang luasnya.

Indonesia juga sering disebut sebagai Nusantara, karena kepulauannya yang terbentang luas dari Sumatra hingga ke Papua. Istilah Nusantara pertama kali tercatat dalam literatur yang tertulis dengan bahasa Jawa sekitar abad ke-12 hingga abad ke-16 yang merupakan gambaran dari konsep kenegaraan yang dianut oleh Kerajaan Majapahit.

Indonesia sebagai negara maritim memiliki visi maritim "ke-Nusantara-an". Hal ini sebagaimana dikutip oleh Ahmad Baso dari ungkapan Ibnu Al-Mujawir. Ahmad Baso menjelaskan bahwa visi dunia maritim ke-Nusantara-an itu sebagaimana inspirasi yang diuraikan oleh Al-Mujawir. Karena itu, tidak seharusnya malah terbalik, orang Nusantara yang malah lupa dengan dunia maritimnya.

Al-Mujawir mengatakan:

وَخُرُوْجُ الْإِنْسَانِ مِنَ الْبَحْرِ كَخُرُوْجِهِ مِنَ الْقَبْرِ، وَالْفُرْضَةُ كَالْمَحْشَرِ، فِيْهِ الْمُنَاقَشَةُ وَالْمُحَاسَبَةُ وَالْوَزْنُ وَالْعَدَدُ، فَإِنْ كَانَ رَابِحًا طَابَ قَلْبُهُ، وَإِنْ كَانَ خَاسِرًا اِغْتَمَّ ، فإِنْ سَافَرَ فِى الْبَرِّ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ ذَاتِ الْيَمِيْنِ، وَإِنْ رَجَعَ فِى الْبَحْرِ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ ذَاتِ الشِّمَالِ

Dari sinilah, kita dapat meilhat tentang Al-Mujawir yang mengibaratkan satu visi kehidupan sebagai seorang laki-laki yang kembali dari laut sama halnya seperti kebangkitannya kelak dari kubur. Sementara pelabuhan itu, seumpama tempat sidang pada hari penghakiman, ada pertanyaan, penyelesaian, penimbangan, dan penghitungan. Dan iniah yang juga menginspirasi visi Dunia Maritim ke-Nusantara-an.

Lalu apakah dampak visi kehidupan yang diilustrasikan oleh Al-Mujawir dengan dunia maritim itu?

Menjawab hal itu, Ahmad Baso mengatakan, “Kita lihat pada diri para wali yang membawa Islam dari Arab ke Nusantara, lalu angajawi, dari angajawi terus bawa ke-Islam Nusantara-annya ke dunia sebagai Islam rahmatan lil ‘aalamiin.” Jawaban tersebut sebagaimana ditulis oleh Ahmad Baso dalam sebuah media sosial resminya. 

Seharusnya demikianlah Islam Nusantara terbangun, dari visi ke-maritim-an kemudian menciptakan sebuah peradaban Islam yang membawa rahmat kepada seluruh alam.

Dari inilah, visi kemaritiman Nusantara tidak boleh lepas dari karakter ke-Indonesia-an, bahwa, Indonesia adalah negara maritim yang harus menghargai kekayaan laut yang dimilikinya.

Semoga menjadi pelajaran berharga untuk semua. []


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 10 Juli 2020. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Penulis: Mihrab

Editor: Hakim