Ingin Bijak dalam Bermedia Sosial? Ikuti Tiga Aturan Ini!

 
Ingin Bijak dalam Bermedia Sosial? Ikuti Tiga Aturan Ini!
Sumber Gambar: Dok. Laduni.ID

Laduni.ID, Jakarta – Perkembangan media informasi saat ini sudah menjadi hal wajib bagi kebutuhan manusia. Platform digital seperti twitter, facebook, whatsapp, instagram dan blog menjadi tujuan pengguna untuk berburu informasi terbaru. Merujuk data yang keluarkan oleh We Are Social, pada Januari 2020 terdapat 175,4 juta penduduk Indonesia telah menggunakan internet dan 160 juta telah menggunakan medsos dari total 272,1 juta keseluruhan penduduk.

Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kominfo RI) menyebut dalam websitenya bahwa media sosial dianggap lebih emansipatif dan egaliter, karena langsung dapat menyuarakan aspirasi lebih cepat ke ranah publik.

Dilansir dari industry.co.id, Rosarita Niken Widiastuti, Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik dalam Talkshow peluncuran Seri Workshop Konten Informasi Digital (KIDi) 2017 di Grand Studio Metro TV pada 2019 silam menjelaskan bahwa, masyarakat Indonesia berlomba-lomba dalam membagikan informasi di media sosial. Namun, sayangnya masyarakat lupa untuk melakukan verifikasi informasi yang diterima, sehingga apa yang viral dianggap sebagai sebuah kebenaran.

Media sosial hadir sebagai budaya baru yang langsung dapat diterima oleh masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Sayangnya, hadirnya budaya ini seperti pedang bermata dua, di satu sisi media sosial dapat memberikan informasi yang cepat, di sisi lain memiliki dampak negatif yang begitu besar kepada masyarakat Indonesia.

Devie Rahmawati Dosen Program Vokasi Hubungan Masyarakat Universitas Indonesia menjelaskan, karakteristik masyarakat Indonesia lebih banyak menerima informasi yang akhirnya berujung pada masalah. Sebab kurangnya budaya kurasi yang membuat masyarakat bingung mana informasi yang benar dan mana informasi yang salah. Hal itu ia sampaikan pada saat webinar Literasi Digital untuk wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat I, Kamis (3/6/2021).

Perkembangan media sosial juga membuat masyarakat masuk ke dalam era attention culture, di mana seseorang akan lebih cenderung menghabiskan waktunya dengan media sosial daripada menghabiskan waktunya dengan keluarga dan orang-orang tersayang.

Penetrasi digital yang begitu besar menyebabkan banyaknya konten-konten bertebaran di jejaring internet. Pertumbuhan konten positif terjadi begitu cepat, hal itu sejalan dengan maraknya konten-konten negatif yang menjamur di media sosial.

Salah satu konten negatif yang menjamur di media sosial adalah hoaks. menurut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), hingga 5 Mei 2020, mencatat sebanyak 1.401 konten hoaks dan disinformasi terkait covid-19 yang beredar di masyarakat. Informasi hoaks sangat merugikan masyarakat, dan lebih buruknya hoaks dapat mempengaruhi pemikiran pengguna media sosial.

Dilansir dari Media Indonesia, ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar masyarakat Indonesia tidak termakan dan tidak ikut menyebarkan informasi hoaks.

Pertama, jangan hanya membaca judul.

Membaca judul saja tidak membuat anda mengerti secara keseluruhan isi tulisan. Ada sebuah Teknik yang bernama Clickbait, Teknik ini biasa digunakan untuk membuat sebuah judul yang menarik, sehingga membuat pembaca ingin mengklik judul tersebut. Namun, belakangan ini Teknik ini sering digunakan untuk sesuatu yang tidak benar, contohnyanya mengarahkan pembaca ke topik yang tidak relevan, berita bohong / hoax, dan bahkan membuat kita ingin memaki si konten kreator karena menyajikan konten yang tidak masuk akal ataupun bohong.

Kedua, mengecek sumber berita.

Tidak semua informasi yang beredar di platform digital merupakan informasi yang valid, sebab informasi yang disajikan tidak memiliki sumber yang jelas. Kalaupun memiliki sumber yang jelas, kita perlu juga untuk mengeceknya dengan media-media yang jelas dan terpercaya. Jika, informasinya berbeda sudah dipastikan itu hoaks.

Ketiga, membandingkan informasi media sosial dengan media massa/orang yang ahli dalam bidangnya.

Banyak sekali ditemui dalam Whatsapp Group (WAG) informasi seputar kesehatan yang diragukan kevalidannya. Anda bisa mengecek kebenaran informasi tersebut ke website terpercaya milik Lembaga kedokteran, atau Anda bisa menanyakan hal tersebut kepada sang dokter secara langsung.

Cara-cara diatas merupakan proses verifikasi informasi yang diterima sebelum ikut membagikannya ke berbagai platfor media sosial.