KH.Maimoen Zubair : Jika Tidak Bisa Berbuat Baik Maka Diamlah dan Tidak Menyakiti

 
KH.Maimoen Zubair : Jika Tidak Bisa Berbuat Baik Maka Diamlah dan Tidak Menyakiti
Sumber Gambar: Pinterest,Ilustrasi: Laduni.id

Laduni.ID, Jakarta – KH. Maimoen Zubair (almaghfurlah) atau akrab disapa Mbah Moen, tetap dikenang sebagai sosok yang memberikan petuah dan pesan-pesan berharga untuk kehidupan, yang tetap tertanam di hati para santri dan masyarakat serta umat Islam di Indonesia. Pesan-pesan beliau yang disampaikan sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang Rembang, Jawa Tengah, memiliki makna yang mendalam dan relevan untuk direnungkan dalam konteks kehidupan saat ini.

Pesan-pesan tersebut menjadi sumber inspirasi yang memotivasi untuk bertindak dengan kebaikan dan kepedulian terhadap sesama. Masing-masing pesan memiliki kearifan tersendiri yang dapat menjadi pedoman berharga dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Pesan pertama, "Jika engkau menjumpai batu kecil di jalan yang bisa mengganggu jalannya kaum muslimin, maka singkirkanlah. Barangkali itu menjadi penyebab dimudahkannya jalanmu menuju surga," mengajarkan pentingnya untuk membersihkan jalan bagi kebaikan bersama. Tindakan kecil yang dilakukan dengan niat baik dapat menjadi amal yang besar di sisi Allah.

Pesan kedua, "Jika engkau melihat seekor semut terpeleset dan jatuh di air, maka angkat dan tolonglah. Barangkali itu menjadi penyebab ampunan bagimu di akhirat," mengajarkan empati dan kepedulian terhadap makhluk lain,meskipun kecil sekalipun. Tindakan kebaikan terhadap makhluk ciptaan Allah dihargai dan diberkahi.

Pesan ketiga, "Jika engkau menjumpai anak ayam terpisah dari induknya, maka ambil dan susulkan kepada induknya. Semoga itu menjadi penyebab Allah mengumpulkan dirimu dan keluargamu di surga," mengajarkan pentingnya untuk menyatukan keluarga dan memperhatikan hubungan antar sesama. Kebaikan yang dilakukan kepada keluarga dan sesama dapat menjadi penyebab keberkahan dan kesatuan di akhirat.

Pesan keempat, "Jika engkau melihat orang tua membutuhkan tumpangan, maka antarkanlah dia. Barangkali itu menjadi sebab kelapangan rezekimu di dunia," mengajarkan pentingnya untuk memberikan bantuan kepada sesama, terutama kepada orang tua yang membutuhkan. Kebaikan terhadap sesama akan mendatangkan keberkahan dan kelapangan rezeki.

Pesan kelima, "Jika engkau bukanlah seorang yang menguasai banyak ilmu agama, maka ajarkanlah alif, ba’, dan ta’ kepada anak-anakmu. Setidaknya itu menjadi amal jariyah untukmu yang tidak akan terputus pahalanya meski engkau berada di alam kuburmu," mengajarkan pentingnya untuk menyebarkan ilmu agama, sekecil apapun ilmu yang dimiliki. Tindakan tersebut akan menjadi amal jariyah yang terus mengalir meski seseorang telah meninggal dunia.

Pesan keenam, "Jika engkau tidak bisa berbuat kebaikan sama sekali, maka tahanlah tangan dan lisanmu dari menyakiti. Setidaknya itu menjadi sedekah untuk dirimu," mengajarkan pentingnya untuk menahan diri dari melakukan keburukan. Menjaga lisan dan tindakan dari menyakiti orang lain merupakan bentuk sedekah bagi diri sendiri.

“JIKA ENGKAU TIDAK BISA BERBUAT KEBAIKAN SAMA SEKALI, MAKA TAHANLAH TANGAN DAN LISANMU DARI MENYAKITI....SETIDAKNYA ITU MENJADI SEDEKAH UNTUK DIRIMU.”

Al-Imam Ibnul Mubarak Rahimahullah berkata:

رُبَّ عَمَلٍ صَغِيرٍ تُعَظِّمُهُ النِّيَّةُ ، وَرُبَّ عَمَلٍ كَبِيرٍ تُصَغِّرُهُ النِّيَّةُ

“Berapa banyak amalan kecil, akan tetapi menjadi besar karena niat pelakunya. Dan berapa banyak amalan besar, menjadi kecil karena niat pelakunya”

Jangan pernah meremehkan kebaikan, bisa jadi seseorang itu masuk surga bukan karena puasa sunnahnya, bukan karena panjang shalat malamnya tapi bisa jadi karena akhlak baiknya dan sabarnya ia ketika musibah datang melanda

Rasulullah SAW bersabda :

« لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ ».

“Jangan sekali-kali kamu meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun (hanya)bertemu dengan saudaramu dalam keadaan tersenyum.” (HR. Muslim)

Dengan merenungkan pesan-pesan tersebut, kita dapat memperoleh inspirasi dan motivasi untuk bertindak dengan kebaikan, empati, dan kepedulian terhadap sesama. Pesan-pesan tersebut tetap relevan dalam konteks kehidupan masa kini dan dapat menjadi pedoman berharga bagi setiap individu dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Beliau mengingatkan kita bahwa jika kita tidak mampu untuk berbuat baik, lebih baik untuk diam dan tidak menyakiti orang lain. Pesan ini sangat penting untuk dihayati dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, agar kita dapat menciptakan lingkungan yang penuh dengan kedamaian dan kebaikan.
Semoga pesan-pesan tersebut tetap menginspirasi dan memberikan manfaat bagi generasi-generasi mendatang. []

 


Catatan: Tulisan ini telah terbit pada tanggal 18 Juli 2018. Tim Redaksi mengunggah ulang dengan melakukan penyuntingan dan penyelarasan bahasa.

___________

Editor: Lisantono