Samalanga dan Batee Iliek #4: Menguak Sosok Tokoh Sentral Samalanga

 
Samalanga dan Batee Iliek #4: Menguak Sosok Tokoh Sentral Samalanga

LADUNI.ID,SEJARAH- Kita mengetahui bahwa meunasah terdapat dalam tiap-tiap gampong. Fungsi meunasah selain sebagai tempat mengaji, juga berfungsi sebagai sekolah (madrasah). Di meunasah, murid diajar menulis/membaca huruf arab, ilmu agama dalam bahasa melayu.

Selain itu ada Pasantren yang berfungsi sebagai sekolah untuk anak-anak yang sudah dewasa. Pasantren terdapat hampir di setiap daerah uléebalang. Di Pasantren semua pelajaran diajar dalam bahasa arab. Ilmu-ilmu yang diajar, antara lain fiqih, bahas arab, tauhid, akhlak, sejarah.

Bukanlah suatu hal yang aneh, kalau di kerajaan Samalanga sangat mementingkan pendidikan dan ilmu pengetahuan, terutama tentang ilmu pengetahuan agama slam.

Sejak agama islam masuk ke Samalanga, pendidikan agama islam mulai tumbuh dan berkembang dengan pesatnya di Samalanga, dan menurut sejarah pada zaman Iskandar Muda pasantren menjadi termasyhur sampai ke seluruh dunia.

 Salah seorang tokoh kunci Samalanga yang sangat berperan dalam perjuangan melawan penjajah Belanda beliau berasal dari jazirah Arab yang tinggal di Samalanga, namanya Teungku Nyak Muda Ali.

Sosok itu pada masa itu merupakan salah seorang yang paling istimewa dan sangat di hormati di daerah tersebut. Sebuah pribadi yang alim, sangat peduli kepada masyarakat di sekitarnya. Beliau berasal dari sebuah keluarga arab yang taat beragama.

***Helmi Abu Bakar El-Langkawi Penggiat Literasi Asal Dayah MUDI Masjid Raya Samalanga, Aceh

(Sumber: Zubaidah, Bate Ilie’ Yang Menyimpan Sejarah)