Hidup Kita di Dunia Bagaikan Musafir

 
Hidup Kita di Dunia Bagaikan Musafir
Sumber Gambar: Abdelaziz Baba/Pexels (ilustrasi musafir)

Laduni.ID, Jakarta – Kemungkinan besar kita pernah menjadi seorang musafir. Yaitu menempuh suatu perjalanan dari satu tempat ke tempat yang lain, seperti melakukan safar (perjalanan) ke Mekkah menunaikan ibadah haji atau umrah.

Sama halnya dengan kehidupan manusia di dunia. Kita sedang dalam keadaan musafir untuk menuju kehidupan yang kekal di akherat. Dunia hanya sebagai traslit untuk menyiapkan bekal untuk menggapai tujuan yang abadi yakni kampang akherat. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma beliau berkata: Rasulullah SAW pernah memegang kedua pundakku seraya bersabda, “Jadilah engkau di dunia seperti orang asing atau musafir.” Ibnu Umar berkata: “Jika engkau berada di sore hari jangan menunggu datangnya pagi dan jika engkau berada pada waktu pagi hari jangan menunggu datangnya sore. Pergunakanlah masa sehatmu sebelum sakit dan masa hidupmu sebelum mati.” (HR. Bukhori)

Dalam kehidupan nyata saat ini, masih banyak dari kita beranggapan bahwa dunia adalah tujuan akhir atau kehidupan sesuangguhnya. Sehingga lupa dengan akherat yang sejatinya menjadi tujuan akhir dari sebuah perjalanan di dunia.

Sesungguhnya Allah SWT menciptakan manusia berada didua alam yaitu alam Al-Ula (Al-Awwal) dan alam Al-Akhiri (akhirat):

1. Alam Al-Ula (Al-Awwal). Yaitu alam dunia ini sebagai tempat singgahan sementara, bukan untuk tempat tinggal secara mutlak.

2. Alam Al-Akhiri (akhirat). Yaitu alam di mana manusia itu kembali. Alam ini terdiri dua, macam alam syurga (tempat Jamal Allah) dan alam neraka (tempat jalal Allah).

Namun seseorang akan dapat memperoleh secara terlebih dahulu alam Al-Akhiri ini ketika dia masih didunia, yaitu Makrifat Allah. Maka dengan memperoleh cahaya makrifat Allah dialam dunia seseorang akan dapat merasakan semua alam baik alam Arasy, Kursyi hingga Hadrah Al-Qudsiyyah. Mereka itulah para nabi, wali Allah dan mereka yang telah memperoleh Kasyf Ilahiyyah.

Allah SWT menciptakan kita kemudian menempatkan di dunia karena perjalanan masih panjang, maka pasti kita akan meninggalkan dunia ini dan melanjutkan perjalanan menuju alam berikutnya yaitu alam kubur atau barzah. Lalu kemudian lanjut kea lam berikutnya. Inilah alam yang sesungguhnya kekal dan abadi.

Maka semasa kita di dunia jangan menyia-nyiakan kepentingan dunia di atas kepentingan akherat. Dengan memperbanyak bekal, seperti dahulukan kepentingan akherat dengan perbanyak sedekah dan perbanyak amal kebaikan yang lainnya.


Sumber: Kitab Risalah Al Anwaar dalam Rasa’il Ibnu Arabi, Dar Al Katab Al Ilmiyah Beirut hal 124)
Editor: Nasirudin Latif