Mencari Format Gerakan Nahdlatut Tujar

 
Mencari Format Gerakan Nahdlatut Tujar

LADUNI.ID, Jakarta - NU sejak didirikan tahun 1926 memiliki spirit gerakan ekonomi untuk kesejahteraan jami'ahnya yang sangat gencar dan solid. Itulah yang kemudian dikenal dg gerakan Nahdlatut Tujar. Namun demikian pada perkembangannya justru sepirit gerakan Nahdlatut Tujar ini kalah populernya dengan spirit gerakan cinta tanah air secara politik kebangsaan atau Nahdlatul Wathon dan gerakan literasi atau keilmuan (Tasfirul Afkar).

Itu terjadi karena gerakan ekonomi ini tidak kunjung menemukan formulasinya hingga hari ini. Format dan bentuk-bentuk ekonomi seperti apa yang hendak dikembangkan NU ditengah derasnya arus ekonomi kapitalistik versus sosialis, semua itu bagi NU belum ada role modelnya. Gerakan ekonom nahdliyin masih meraba-raba dan terus mencari bentuk idealnya.

Apakah ekonomi syariah yang kini mulai berkembang pesat di negeri ini sudah merupakan role model bagi format ekonomi Nahdliyin yang terkenal dengan slogan Nahdlatut Tujarnya itu?.

Sepertinya di kalangan internal NU masih belum solid . Sistem bisnis muamalah yang seperti apa dalam implementasinya yang dijadikan rujukan warga nahdliyin. Sepertinya belum ada kata sepakat yang bersifat final.

Maka itu konsentrasi warga nahdhiyin pada kesejahteraan ekonomi ini tidak melahirkan simpul-simpul ekonomi yang kuat bagi NU. Konglomerasi di negeri ini tidak (lebih tepatnya belum) terlahir dari kalangan nahdliyin. Para konglomerat dan simpul-simpul penting ekonomi ummat masih belum dikuasai umat nahdiyin. Itulah bukti NU masih punya PR besar untuk mensejahterakan jamiah dan jamaahnya.

Karena itu problem utama gerakan Nahdlatut Tujar NU setidaknya ada 2, yaitu:

1.  Bahwa umat islam,khususnya warga nahdliyin, belum mampu menjadi simpul-simpul ekonomi di negeri ini. Ini artinya ada problem sumber daya manusia NU yang masih sangat lemah dan sedikitnya mereka untuk bisa mengembangkan ekonomi ummat yang bisa mensejahterakan jamiahnya serta berkompetisi dengan komunitas di luar sana yg sangat beragam dan hypercompetition.

2. Bahwa NU belum mampu memformulasikan sistem ekonominya sehingga tidak ada role model yang bisa dijadikan rujukan bagi kaum nahdliyin dalam bermuamalah. Ini artinya NU memiliki problem sistemik dalam merumuskan dan mengimplementasikan gagasan-gagasan ekonominya. Maka itu kesejahteraan warga nahdliyin masih jauh panggang dari apinya.

Melihat sedikitnya dua problem utama NU tersebut dalam merealisasikan gerakan Nahdlatut Tujarnya maka LPNU Jakarta Timur mencoba membuat Pelatihan Kewirausahaan dengan tema From Zero to Hero. Tujuannya agar visi gerakan Nahdlatut Tujar an Nahdliyah menemukan realisasinya untuk mensejahterakan ummat dan jamiahnya.

Tema itu diangkat harapannya dari pelatihan ini akan banyak kader-kader muda nahdliyin yang siap menjadi pengusaha. Jika NU memiliki banyak pengusaha maka itu artinya kita punya stok SDM yg siap menjadi simpul-simpul ekonomi ummat.

Pelatihan Kewirasahaan yang akan dilakukan hari Sabtu-Minggu, tgl 08-09 Februari 2020 di Ponpes Nurul Ibad Lubang Buaya Jakarta Timur itu juga diharapkan alumninya  bisa langsung menciptakan bisnis-bisnis yang dibutuhkan masyarakat.

Dengan bimbingan para konsultan bisnis handal yang dimiliki jaringan LPNU Jakarta Timur maka peserta pelatihan kewirausahan ini langsung praktek bisnis sesuai dengan cluster bisnisnya masing-masing yang sudah dirancang pengurus LPNU Jaktim dengan pendampingan manajemen bisnis dari para konsultan profesional bertaraf nasional.

Ada 4 cluster bisnis yang dipersiapkan LPNU Jaktim dari setiap pelatihan yang rencananya akan dilaksankan setiap bulan sekali itu.

1. Cluster Kuliner. Tahap awal ini akan konsentrasi pada bisnis katering
2. Cluster Event Organizer. Di cluster ini alumni pelatihan akan dilatih lebih serius untuk bisa mengembangkan banyak event, seperti wedding organizer, biuty class, tour and travel dll
3. Cluster Agro Bisnis. Di sini semuanya akan konsentraai pada program Bisnis Pertanian Kota, seperti Hydrophonix, dan Pertanian Sayuran, peternakan, dll.
4. Cluster Bebas. Yaitu bagi semua peserta pelatihan yang tidak tertampung pada 3 cluater diatas silahkan bebas berbisnis sesuai dengan passionnya masing-masing namun tetap dalam pendampingan tim khusus LPNU Jaktim.

Semoga bermanfaat
--------
A. Khoerussalim Ikhs
(Ketua Lembaga Perekonomian Nahdlatul Ulama Jakarta Timur)