Arus Gelisah Masyarakat Terhadap Rencana Pelonggaran PSBB

 
Arus Gelisah Masyarakat Terhadap Rencana Pelonggaran PSBB

LADUNI.ID, Jakarta -  Setelah dua bulan lebih menjalankan segala aktifitas di rumah, kemudian diadakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) guna memutus mata rantai Covid-19. Sekarang sudah mulai ada pembahasan perencanaan pelonggaran PSBB. 

Beberapa masyarakat mengaku khawatir saat mendengar rencana pemerintah melonggarkan penerapan  (PSBB)... 

Pada saat PSBB saja, masih banyak masyarakat yang tidak patuh pada protokol kesehatan. Misalnya, di beberapa tv masih sering kita dapati berita terkait pembubaran sejumlah kelompok masyarakat yang masih sering berkumpul tanpa menghiraukan protokol kesehatan. 

Bahkan pada saat PSBB setiap jalan raya masih begitu ramai, belum lagi beberapa hari yang lalu setelah bandara kembali beroperasi, dimana penumpang membludak sehingga social distancing sangat sulit di terapkan. 

Melihat kejadian tersebut membuat orang-orang yang selama ini berusaha tetap belajar, bekerja, beribadah di rumah bahkan ada yang menunda niatnya agar tidak mudik untuk mencegah penyebaran Covid-19 merasa kecewa. 

Menurut hemat penulis bahwa untuk apa kita ada di rumah, yang lain saja masih acuh terhadap protokol kesehatan apa lagi kebijakan 
Pemerintah. Selama PSBB saja sudah longgar apalagi setelah pelonggaran PSBB. 

Hal tersebut tentu menjadi kegelisahan bagi masyarakat, meskipun rencana pelonggaran PSBB dilakukan agar masyarakat tidak terkekang dan kesulitan mencari nafkah dan perekonomian tetetap stabil.

Maka sebaiknya, untuk saat ini jika pelonggaran PSBB di laksanakan  ataupun tidak, teteplah bekerja dari rumah Work From Home (WFH) sebagai pilihan yang bijaksana.

Tetapi, bagaimana dengan mereka yang tidak mendapatkan kesempatan WFH dan tetap harus bekerja di luar rumah serta berkendara untuk mencari nafkah? 

Jika situasinya demikian perlu dilakukan persiapan demi keamanan yang bersangkutan sebelum melakukan perjalanan guna mengantisipasi risiko tertular Covid-19. 

Arus kegelisahan yang membuat kita Menjadi tidak berdaya dan pasrah pada keadaan harus kita bendung. Kita harus percaya bahwa masih ada masa depan setelah Covid-19. 

Sudah seharusnya semua bersikap bijak, waspada, hati-hati dalam berbicara, bertindak, mempertimbangkan setiap tindakan yang di lakukan. Mampu menghadapi masalah serta disiplin agar tidak membuat kondisi yang sudah meresahkan ini menjadi semakin tidak kondusif . 

Karena kita sama-sama ketahui bahwa Covid-19 ini faksinnya belum ada, penyebarannya sangat cepat dan dampaknya mempengaruhi seluruh sektor dalam Negara. 

Sutanti Idris, S.E.
(Owner Khayra_Convection & Kader PMII Makassar)